9 Apr 2011

proposal skripsi

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dan dikodratkan sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia dalam kehidupannya sehari-hari mengadakan interaksi dengan manusia yang lain, serta menjaga dan berusaha mengadakan hubungan dengan baik pula.
Dalam pergaulannya tersebut perlu adanya penyesuaian diri dengan baik terhadap lingkungan, siswa yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungannya akan menimbulkan bermacam-macam masalah, baik bagi dirinya maupun terhadap orang lain. Kegagalan dalam penyesuaian diri tersebut merupakan faktor penyebab munculnya siswa yang berperilaku menyimpang yang pada akhirnya akan menimbulkan kesulitan belajar pada siswa yang bersangkutan.
Dalam proses belajar mengajar di sekolah, semua guru mengharapkan agar prestasi didik dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya. Pada kenyataannya banyak prestasi didik menunjukkan gejala yang tidak dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan, misalnya menunjukkan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata, hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan, lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar dan menunjukkan tingkah laku yang kurang wajar.
Menurut Willis, perilaku menyimpang dapat berbentuk seperti gejala-gelaja yang agresif, sering melakukan pelanggaran dalam seks, mudah marah, sering berbuat curang dan bolos, sering mencuri dengan penipuan, sering merusak barang, sering mengkritik yang berlebihan pada orang lain, sering bertengkar, kejam, gemar menyerang dan memerintah temannya, membalas dendam dengan serangan, suka merampas dan mencuri, suka meniru, lari dari rumah, dan menarik perhatian orang lain terlalu berlebihan (1989 : 17). Perilaku menyimpang yang sering nampak pada diri siswa adalah sering bersifat agresif, bandel, mengacau dalam kelas, mencari perhatian.
Dengan demikian adanya perilaku menyimpang yang dilakukan oleh siswa, di samping akan mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat dilingkungan sekitarnya, akan berakibat pula terhadap kesulitan belajar para siswa itu sendiri. Kenyataan ini penulis dapatkan dari survei pendahuluan di lokasi penelitian yaitu di SMA Negeri 1 Bosar Maligas, di sekolah tersebut menunjukkan adanya kecenderungan bahwa kesulitan belajar yang dialami oleh para siswa erat kaitannya dengan perilaku menyimpang. Kenyataan menunjukkan bahwa : Siswa yang perilakunya baik namun mengalami kesulitan dalam belajar, sebaliknya siswa yang menunjukkan indikasi perilaku menyimpang, namun prestasi belajarnya menunjukkan peningkatan.
Hal inilah yang menyebabkan penulis merasa tertarik untuk mengambil judul penelitian tentang “Korelasi Perilaku Menyimpang dengan Kesulitan Belajar Siswa Pada Bidang Studi Ekonomi Kelas X SMAN 1 Bosar Maligas Tahun Ajaran 2011/2012”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka identifikasi masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bagaimana perilaku menyimpang siswa pada bidang study ekonomi kelas X SMA Negeri 1 Bosar Maligas Tahun Ajaran 2011/2012.
Bagaimana kesulitan belajar siswa pada bidang study ekonomi kelas X SMA Negeri 1 Bosar Maligas Tahun Ajaran 2011/2012.
Bagaimana korelasi antara perilaku menyimpang dengan kesulitan belajar siswa pada bidang studi ekonomi kelas X SMA Negeri 1 Bosar Maligas

C. Pembatasan Masalah
Melihat luasnya permasalahan yang muncul dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi masalah yang ada. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah “Perilaku Menyimpang dengan Kesulitan Belajar Siswa bidang study ekonomi Kelas X SMA Negeri 1 Bosar Maligas Tahun Ajaran 2011/2012.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan perilaku menyimpang adalah perbuatan siswa yang melanggar aturan (tata tertib) di Sekolah.



D. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Apakah ada Korelasi antara Perilaku Menyimpang dengan Kesulitan Belajar Siswa Pada Bidang Studi Ekonomi Kelas X SMAN 1 Bosar Maligas Tahun Ajaran 2011/2012?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Apakah ada Korelasi Antara Perilaku Menyimpang dengan Kesulitan Belajar Siswa Pada Bidang Studi Ekonomi Kelas X SMA Negeri 1 Bosar Maligas Tahun Ajaran 2011/2012 .

F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diajukan dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman dan pengetahuan yang luas bagi para ilmuwan tentang korelasi perilaku menyimpang dengan kesulitan belajar.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berharga dalam memperkaya khazanah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang bimbingan dan konseling.
2. Manfaat Praktis
Manfaat Praktis yaitu penelitian ini berguna bagi peneliti sendiri, pemerintah, lembaga pendidikan dan pihak-pihak terkait adapun manfaat praktis dari penelitian ini adalah :
Berguna sebagai masukan bagi pihak sekolah, khususnya guru bimbingan dan konseling dalam melaksanakan perannya sebagai pembimbing sekolah dalam upaya menangani perilaku menyimpang dan kesulitan belajar siswa.
Memberikan bantuan dalam membina kerjasama antara guru dengan wali murid maupun dengan instansi terkait lainnya.
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai pedoman dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah, khususnya sekolah lanjutan tingkat atas.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Kerangka Teori
Perilaku Menyimpang
Pengertian Perilaku Menyimpang
Perilaku menyimpang adalah perbuatan seseorang yang melanggar atau bertentangan dari aturan yang ada, apakah itu perbuatan yang merugikan diri sendiri atau orang lain (Arikunto, 1990 : 12), sedangkan Sadli menjelaskan bahwa penyimpangan perilaku adalah perbuatan seseorang yang menyimpang dari aturan-aturan normatif, misalnya: berkelahi, mencuri, sembrono, dan lain sebagainya (1990 : 40).
Dari pendapat di atas maka yang dimaksud dengan perilaku menyimpang adalah perbuatan seseorang yang bertentangan atau melanggar dari aturan-aturan normatif yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan perilaku menyimpang adalah perbuatan siswa yang melanggar aturan (tata tertib) di Sekolah.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Menyimpang
Banyak faktor yang menyebabkan prilaku menyimpang, karena diketahui bahwa prilaku menyimpang merupakan masalah yang begitu komplek, sehingga faktor penyebabnya juga kompleks.
Menurut Sujanto faktor perilaku menyimpang dapat dibagi dua yaitu: faktor internal dan faktor eksternal (1990 : 13). Sedangkan Sarwono (1993: 196), menyatakan bahwa”
Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang melakukan penyimpangan prilaku yakni terdiri dari : a). faktor internal ; sebab yang datang dari diri anak itu sendiri berupa kecerdasannya rendah, frustasi, cacat badan, emosional, bakat dan minat, b). faktor eksternal ; sebab-sebab yang datang dari luar diri anak berupa faktor keluarga, faktor masyarakat, faktor lingkungan sekolah.

Berikut ini akan dijelaskan masing-masing faktor tersebut.
Faktor Internal
Faktor Intelegensi (Kecerdasan)
Intelegensi yang terlalu rendah dapat membuat seseorang tidak dapat berbuat sesuai dengan perkembangannya, dan intelegensi yang tinggi inipun bila tidak disalurkan dengan maksimal, maka akan berakibat pada perilaku anak yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada (Sarwono, 1993 : 197).
Sedangkan Wilis menjelaskan bahwa baik buruknya perilaku anak dipengaruhi pula oleh tinggi rendahnya intelegensi seorang anak, dimana seorang anak yang memiliki intelegensi rendah akan cenderung untuk melakukan perilaku menyimpang begitu pula sebaliknya (1989 : 20).
Dari pendapat tersebut di atas, dijelaskan bahwa intelegensi yang terlalu rendah akan berakibat kurang baik terhadap perkembangan seseorang begitu dengan intelegensi yang tinggi bila tidak disalurkan dengan baik dan benar, maka akan berakibat tidak baik pula terhadap prilaku anak.
Faktor Cacat Badan /Kelainan Tubuh
Dengan adanya kelainan tubuh atau cacat badan pada anak dapat menyebabkan timbulnya prilaku menyimpang, hal ini sesuai dengan Sujanto (1990 : 16) yang menjelaskan bahwa, “ anak yang mengalami kelainan secara pisik, akan menyebabkan seseorang berprilaku menyimpang yakni dengan melakukan tindakan-tindakan pengrusakan untuk mencari perhatian orang lain”.
Sedangkan menurut Simanjuntak (1990:81) menjelaskan bahwa, “Seorang anak yang sehat, kuat dan kekar lebih menunjukkan tingkah laku yang positif, sedangkan anak yang cacat, lemah, kecil lebih cenderung mencari perhatian orang lain sehingga kadangkala melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan kondisi yang ada”.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang anak yang sehat, kuat dan kekar lebih menunjukkkan tingkah laku positif sedangkan anak yang cacat, lemah, kecil lebih cenderung untuk melakukan penyimpangan tingkah terutama dalam hal mencari perhatian orang lain.

Faktor Frustasi
Menurut Derajat, seorang anak yang suka frustasi jelas akan melakukan tindakan perilaku menyimpang bahkan tidak dapat berpikir secara obyektif (1990 : 170).
Sedangkan Simanjuntak menjelaskan bahwa anak yang suka melakukan tindakan-tindakan perilaku menyimpang biasanya didasari oleh seringnya anak mengalami frustasi (1990 : 11).
Dari pendapat di atas banyak anak mengalami frustasi akan lebih mudah melakukan tindakan-tindakan perilaku menyimpang, karena mereka tidak mampu berpikir secara realistis dan obyektif.
Faktor Emosional
Faktor emosional yang tidak stabil dapat menyebabkan seseorang bertindak di luar aturan, mereka cenderung bertindak menyimpang (Willis, 1989 : 29). Sedangkan Simanjuntak menjelaskan bahwa seorang anak dapat melakukan perilaku menyimpang bila ia dalam keadaan emosional (1990: 12).
Menurut pendapat tersebut di atas, dijelaskan bahwa ketidakstabilan emosi seorang anak akan menyebabkan Ia melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang dari aturan-aturan yang ada.

Faktor Eksternal
Faktor Keluarga
Keluarga merupakan tumpuan dari anak, keluarga merupakan lingkup pertama dari anak dan dari keluarga pulalah anak menerima pendidikan karenanya keluarga mempunyai peranan yang sangat penting di dalam perkembangan anak. Keluarga yang baik akan memberikan pengaruh yang baik terhadap perkembangan anak. Demikian pula sebaliknya.
Anak yang tidak mendapat perhatian kasih sayang, tidak mendapat perhatian, keluarga yang tidak harmonis, terlalu memanjakan anak-anaknya dapat menyebabkan anaknya melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang (Sujanto, 1990 : 20).
Dari pendapat tersebut, jelaslah bahwa ketidak harmonisan dalam keluarga, anak yang tidak mendapat kasih sayang serta keluarga yang terlalu memanjakan anak, menyebabkan anak melakukan tindakan perilaku menyimpang.
Sehubungan dengan hal ini, Husen (1992 : 11) menjelaskan bahwa: “keluarga adalah bagian dari keperibadian anak sejak saat dilahirkan, pengaruh orang tua sangat dalam sekali, didikan orang tua yang terlalu keras. Terlalu memberikan kebebasan pada anaknya akan mengakibatkan anak cenderung melakukan prilaku menyimpang”.
Menurut pendapat tersebut di atas, dinyatakan bahwa didikan orang tua yang terlalu memberikan kebebasan kepada anak-anaknya akan mengakibatkan seorang anak berperilaku menyimpang begitu pula dengan didikan keluarga yang otoriter. Jadi jelaslah bahwa faktor keluarga ada hubungannya dengan prilaku menyimpang pada diri anak terutama keluarganya yang broken home.
Faktor Lingkungan Sekolah
Sujanto menjelaskan bahwa keadaan sekolah seperti cara penyajian materi pelajaran dan penguasaan metode mengajar yang kurang tepat, serta antara guru dan murid yang mempunyai hubungan yang kurang baik akan menimbulkan gejala kejiwaan bagi siswa akhirnya melahirkan perilaku menyimpang (Sujanto, 1990 : 20).
Sedangkan Simanjuntak menjelaskan bahwa ada beberapa faktor lain di sekolah yang melahirkan perilaku menyimpang yaitu: alat pelajaran yang kurang lengkap, gedung yang kurang baik, dan tidak adanya disiplin atau peraturan sekolah yang mengikat siswa untuk terjerumus ke hal-hal yang bersifat negatif atau menyimpang (1990 : 15).
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa cara penyajian yang kurang tepat serta tidak cukupnya alat-alat pelajaran ditambah dengan aturan sekolah yang ketat hal itu dapat menimbulkan munculnya perilaku menyimpang.
Faktor Lingkungan Masyarakat
Adapun faktor yang paling dominan terhadap prilaku menyimpang adalah pengaruh lingkungan masyarakat, sebab bagaimanapun baiknya lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah, tetapi kalau lingkungan masyarakat kurang baik, maka secara langsung akan mempengaruhi tingkah laku anak ke arah yang menyimpang.
Sehubungan dengan hal ini, Husen (1992 : 13) menjelaskan bahwa: “Di dalam lingkungan masyarakat, anak yang bergaul dengan teman-temannya berbagai macam latar belakang, status sosial turut mempengaruhi prilaku menyimpang pada anak”.
Sedangkan Simanjuntak (1990 : 18), menjelaskan bahwa dengan adanya media masa, baik radio, televisi, koran, majalah akan memberikan peluang bagi anak untuk melakukan pelanggaran-pelanggaran terlebih lagi di lingkungan masyarakat seperti: berjudi, mencuri, atau pun kebiasaan buruk lainya secara langsung ataupun tidak langsung berakibat pada perilaku menyimpang
Dari beberapa pendapat di atas, jelaslah bahwa dengan munculnya penyiaran berita, tulisan di media masa dan media elektronik terutama yang negatif akan berpengaruh negatif terhadap tingkah laku anak. Begitu pula halnya lingkungan masyarakat berjudi, mencuri ataupun kebiasaan-kebiasaan buruk lainya.

Bentuk-bentuk Perilaku Menyimpang
Ada beberapa Factor yang menyebabkan seseorang melakukan penyimpangan prilaku yakni diri sendiri : a). factor internal ; sebab yang datang dari diri anak itu sendiri berupa : kecerdasannya rendah, frustasi, cacat badan, emosional, bakat dan minat, b). factor eksternal ; sebab-sebab yang datang dari luar diri anak berupa factor keluarga, factor masyarakat, factor lingkungan sekolah (Sujanto, 1990 : 21).
Sedangkan Willis (1989: 17), menjelaskan bahwa : prilaku menyimpang dapat berbentuk seperti gejala-gelaja yang agresif, sering melakukan pelanggaran dalam seks, mudah marah, sering berbuat curang dan bolos, sering mencuri dengan penipuan, sering merusak barang, sering mengkritik yang berlebihan pada orang lain, sering bertengkar, kejam, genar menyerang dan memerintah temannya, membalas dendam dengan serangan, suka merampas dan mencuri, suka menipu, lari dari rumah, dan menarik perhatian orang lain terlalu berlebihan.
Dari pendapat tersebut di atas, pada prinsipnya tidak terdapat perbedan melainkan saling melengkapi, sedangkan dalam skripsi ini bentuk-bentuk prilaku menyimpang yang akan diteliti adalah bersikap agresif, bandel, mengacau dalam kelas, mencari perhatian, sering membolos, suka menentang, acuh tak acuh, berdusta, sering menyendiri, tidak mengerjakan tugas, pemuruh, suka mengganggu, cemas dan mudah tersinggung.
Sesuai dengan pembatasan yang ada dalam ruang lingkup penelitian, hanya akan diuraikan beberapa bentuk perilaku menyimpang antara lain:
Bersikap Agresif
Menurut Mappiare, tingkah laku yang agresif antara lain meyebarkan gosip, suka memfitnah. Jika intensitasnya tinggi, maka memungkinkan akan membunuh, suka menyiksa, mencuri dan lain sebagainya (1982 : 173).
Sedangkan Gunarsa menjelaskan bahwa anak yang agresif cenderung untuk mengusai setiap keadaan, ia selalu mau menang sendiri, ia melakukan segala hal untuk memperoleh kepuasan, misalnya memukul, berteriak (1990 : 82).
Menurut Mappiare, penyimpangan prilaku dalam bentuk agresif adalah: suka berdebat, bertengkar dengan teman, suka mengeritik, memaksakan kehendak kepada orang lain, suka marah-marah kepada teman, bertindak kasar, dan berkelahi (1982 : 173).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka yang dimaksud dengan sikap agresif adalah sikap individu dalam kehidupan sehari-hari tampak dalam tingkah laku yang kurang wajar, apabila dibiarkan secara terus-menurus, maka intensitasnya akan merugikan diri sendiri dan orang lain.
Bandel
Yusuf (1980 : 75), menyatakan bahwa bandel adalah bentuk ketidak patuhan yang sangat keras kepala, apabila dengan segala daya dan upaya ingin melangsungkan atau melaksanakan kemauan sendiri tanpa memperhitungkan untuk apa hal tersebut dilakukan. Apakah pendapatnya merugikan diri sendiri atau orang lain, hal itu tidak dapat diperhatikannya baginya yang penting semata-mata melangsungkan apa yang telah direncanakannya.
Menurut Purwanto, prilaku dalam bentuk bandel adalah: terlambat pada upacara bendera, terlambat masuk kelas pada pergantian pelajaran, menolak bila diberikan tugas, tidak mengerjakan PR, tidak patuh kepada ketua kelas (1995 : 90).
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sifat bandel sangat merugikan bagi seseorang terutama bagi siswa atau siswi selain lambat laun dapat pula diikuti oleh siswa lainya.

Mengacau dalam Kelas
Hampir semua guru menghadapi kesulitan sewaktu terjadinya proses belajar mengajar di kelas, karena di dalam kelas tersebut ada beberapa diantara siswa yang bersikap mengacau dalam kelas. Hal ini dilakukan berulang-ulang tiap guru terlambat masuk kelas, karena pergantian jam pelajaran atau bahkan ketika pelajaran sedang berlangsung.
Menurut Slameto, penyimpangan prilaku dalam bentuk mengacau dalam kelas adalah: mengganggu teman dalam kelas, pindah-pindah tempat duduk, ribut di kelas, ribut pada saat guru menerangkan (1988 : 83).

Mencari Perhatian
Anak yang ingin diperhatikan oleh orang tuanya, selalu mencari-cari cara untuk mendapatkan perhatian. Perhatian khusus terhadap anak sering terdesak oleh kebutuhan akan waktu untuk menjalankan tugas rutin sehari-hari.
Gunarsa (1990 :31), menjelaskan bahwa :”sebaiknya anak bila berkelakuan baik diberi perhatian dalam bentuk puji-pujian. Kelakuan baik boleh diberikan perhatian khusus. Dengan kelakuan tersebut anak terdorong untuk berkelakuan baik dan tidak perlu menarik perhatian dengan suatu bentuk kenakalan yang dikhayalkan
Sedangkan Baradja (2001 : 65), menjelaskan bahwa penyimpangan prilaku dalam bentuk mencari perhatian adalah: tidak memperhatikan guru sewaktu menerangkan, bertanya yang bukan-bukan kepada guru, berbuat yang bukan-bukan di depan guru, nyeletuk pada waktu guru menerangkan.
Mencari perhatian adalah tingkah laku individu atau siswa yang kurang wajar dan tampak dalam kehidupan sehari-hari, di sekolah, atau di dalam keluarga.

Usaha Untuk Menanggulangi Perilaku Menyimpang
Usaha untuk mengurangi perilaku menyimpang meliputi usaha agar berbagai sebab dan penyebab timbul itu ditiadakan. Usaha tersebut dapat dilakukan oleh keluarga, sekolah maupun masyarakat, usaha tersebut antara lain:
Mengusahakan dan mengatur kematangan dan taraf pertumbuhan, baik moral, emesional maupun intelektualnya.
Berusaha untuk menciptakan pengalaman- pengalaman belajar, kebiasaan belajar yang baik dan positif, bersaha mengurangi timbulnya prestasi komplek dan kecemasan.
Mengembangkan norma–norma agama yang positif, adat positif dalam lingkungan.
Mengatur masyarakat agar tidak saling berlomba, saling pamer kekayaan dan kemewahan.
Sekolah hendak memberi pelayanan pekerjaan maupun belajar sesuai dengan minat, bakat sehingga tercipta perasaan bangga akan karya sendiri.
Tercipta tingkat perkawinan yang bahagia.
Mengembangkan sikap agar punya cita-cita sesuai dengan kemampuan agar gagal diperkecil.
Memberikan contoh dalam berbagai hal,moral dan hidup sosial, tidak memanjakan anak.
Guru hendaknya menghindari sikap pilih kasih (Kusuma, 1987: 70)

Sedangkan Pasaribu (1987: 61), mengatakan bahwa usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi siswa yang berperilaku menyimpang adalah: memberikan bimbingan kepada siswa untuk menumbuhakan rasa malu bahwa yang dilakuakan itu tidak baik dan merugikan masa depan.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, bahwa usaha yang dapat dilakuakan untuk menanggulangi siswa berperilaku menyimpang adalah : mengatur, atau mengusahakan kematangan, dan tarap pertumbuhan siswa baik moral, emesional, maupun intlektual , mengembangkan norma-norma agama yang positif dalam lingkungan sekolah serta memberikan memberikan bimbingn dan penyuluhan kepada para siswa tentang kerugian dari berperilaku menyimpang, memantapkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sehingga siswa terhindar dari berperilaku menyimpang.



2. Konsep- konsep Kesulitan Belajar
2.1. Pengertian Kesulitan Belajar
Menurut Muhibbin Syah (2002: 182) penyelenggaraan Pendidikan di Sekolah- sekolah kita pada umumnya hanya ditujukan kepada siswa yang berkemampuan rata-rata, sehingga siswa yang berkemampuan lebih atau berkemampuan kurang terabaikan. Dengan demikian, siswa-siswi yang berkategori di luar rata-rata itu tidak mendapatkan kesempatan yang memadai untuk berkembang sesuai dengan kapasitasnya. Dari sini kemudian timbillah apa yang dinamakan dengan kesulitan belajar.

Jika seseorang mengalami kesulitan belajar, orang tersebut akan merasa terganggu dan ingin menghilangkan kesulitan yang dialaminya. Dan setiap orang memiliki kesulitan yang berbeda- beda dan mencari pemecahan masalah juga berbeda-beda pula. Setiap individu memang tidak ada yang sama, perbedaan individual itulah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku dalam hal apa saja khususnya dalam hal belajar.
Menurut Ahmadi Abu (2004:77) “Dalam keadaan dimana anak didik /siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang dinamakan kesulitan belajar”. Sering pula anak tidak memahami kesulitan atau kekesalan yang dialami di sekolah sebagai suatu yang mencekam dirinya sehingga dia mengalami kesulitan.
Jadi menurut defenisi diatas telah dijelaskan bahwa anak yang mengalami kesulitan belajar adalah anak yang tidak bisa belajar sebagaimana mestinya. Dan ada pula siswa tersebut tidak tahu bahwa dia mengalami kesulitan. Kesulitan belajar tidak selamanya disebabkan oleh factor inteligensi yang rendah akan tetapi dapat juga disebabkan oleh factor non-inteligensi. Dengan demikian, IQ yang tinggi belum tentu ,menjamin kesulitan belajar.
Menurut keterangan dan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar adalah kesulitan yang dialami anak didik/siswa dalam belajar yang menyebabkan prestasinya terganggu atau rendah atau suatu kondisi proses belajar yang ditandai hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar.
Kesulitan belajar terbagi atas bermacam-macam, ini sesuai dengan pendapat Ahmadi Abu (2004:78) : “Macam-macam kesulitan belajar ini dapat dikelompokkan menjadi 4 macam yaitu:

Dilihat dari jenis kesulitan belajar.
Ada yang berat,
Ada yang sedang.
Dilihat dari bidang study yang dipelajari.
Ada yang sebagian bidang study,
Ada yang keseluruhan bidang study.
Dilihat dari sifat kesulitannya.
Ada yang sifatnya permanen,
Ada yang sifatnya sementara.
Dilihat dari segi factor penyebabnya.
Ada yang karena factor inteligensi,
Ada yang karena factor non-inteligensi.

2.2. Faktor- Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Faktor- factor penyebab kesulitan belajar dapat digolongkan kedalam dua golongan (internal dan eksternal), yaitu sebagai berikut.
Faktor Internal
Faktor internal adalah factor yang bersumber dari dalam diri manusia itu sendiri.
Sebab yang bersifat fisik:
Karena sakit
Seseorang yang sakit akan mengalami kelemahan fisiknya, sehingga saraf sensorik motoriknya lemah. Akibatnya rangsangan yang diterima melalui indranya tidak dapat diteruskan ke otak, yang mengakibatkan ia tertinggal jauh dalam pelajarannya.
Karena kurang sehat
Anak yang kurang sehat dapat mengalami kesulitan belajar, sebab ia mudah capek, mengantuk, pusing, daya konsentrasinya hilang, kurang semangat dan pikiran terganggu. Karena hal- hal ini maka penerimaan dan respon pelajaran berkurang, saraf otak tidak mampu bekerja secara optimal memproses, mengelola dan mengorganisasi bahan pelajaran melalui inderanya. Perintah dari otak yang langsung kepada saraf motorik yang berupa ucapan, tulisan, hasil pemikiran menjadi lemah juga.



Sebab karena cacat tubuh
Cacat tubuh disebabkan atas:
Cacat tubuh yang ringan seperti kurang pendengaran, kurang penglihatan, gangguan psikomotorik.
Cacat tubuh yang tetap (serius) seperti buta, tuli, bisu, hilang tangannya dan kakinya.

Sebab –sebab kesulitan belajar karena kurangnya rohani.
Belajar memerlukan kesiapan rohani, ketenangan yang baik. Apabila dirinci factor rohani itu meliputi:
Intelegensi.
Anak yang IQ-nya tinggi dapat menyelesaikan segala persoalan yang dihadapinya. Anak yang normal (90-110) dapat menamatkan SD tepat pada waktunya. Mereka memiliki IQ 110-140 dapat digolongkan cerdas, 140 ke atas tergolong jenius. Golongan ini mempunyai potensi untuk dapat menyelesaikan pendidikan diperguruan tinggi. Jadi semakin tinggi IQ seseorang akan semakin cerdas pula. Mereka yang mempunyai IQ yang kurang dari 90 tergolong lemah mental (mentally defective)
Bakat
Bakat adalah potensi/kecakapan dasar yang dibawa sejak lahir. Setiap individu mempunyai bakat yang berbeda-beda. Seseorang yang berbakat music mungkin dibidang lainketinggalan. Seseorang yang berbakat di bidang teknik tetapi di bidang olahraga lemah.
Seseorang akan mudah mempelajari yang sesuai dengan bakatnya. Apabila seseorang anak harus mempelajari bahan bahan yang lain dari bakatnya akan cepat bosan, mudah putus asa dan tidak senang. Hal- hal tersebut akan tampak pada anak seperti suka mengganggu kelas, berbuat gaduh, tidak mau belajar sehingga nilainya rendah.
Minat
Tidak adanya minat seseorang anak terhadap suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak sesuai dengan bakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhan, tidak sesuai dengan dirinya yang menimbulkan problema pada dirinya. Karena itu pelajaran pun tidak pernah terjadi dalam otak, akibatnya timbul kesulitan. Ada tidaknya minat siswa terhadap suatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya catatan dan perhatian dalam belajar.


Motivasi
Motivasi sebagai factor inner (batin) berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan besar kesuksesan belajarnya. Seseorang yang besar motivasi belajarnya akan giat berusaha, tampak gigih, tidak mau menyerah dan giat membaca buku-buku untuk meningkatkan prestasinya. Jika sebaliknya maka hasilnya juga sebaliknya.
Faktor kesehatan mental
Dalam belajar tidak hanya menyangkut segi intelek, tetapi juga menyangkut segi kesehatan mental dan emosional. Hubungan kesehatan mental dengan belajar adalah timbale balik. Kesehatan mental dan ketenangan emosi akan menimbulkan hasil belajar yang baik. Jika kesehatan mental seseorang terganggu hasil belajarnya juga akan terganggu.

2.2.2. Faktor eksternal.
Factor eksternal adalah factor yang berasal dari luar diri individu tersebut.
Factor eksternal meliputi:
Factor keluarga
Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama. Tetapi dapat juga sebagai actor penyebab kesulitan belajar. Yang termasuk factor ini antara lain adalah sebagai berikut:
Faktor Orang Tua
Cara mendidik anak
Orang tua yang tidak/kurang memperhatikan pendidikan anak-anaknya, mungkin acuh tak acuh. Tidak memperhatikan kemajuan belajar anak-anaknya, akan menjadi penyebab kesulitan belajarnya.
Orang tua yang bersifat kejam, otoriter, akan menimbulkan mental yang tidak sehat bagi anak. Hal ini berakibat anak tidak dapat tenteram, tidak senang dirumah hingga lupa belajar. Sebenarnya orang tua mengharapkan anaknya berhasil, tetapi dia tidak rela anaknya bersusah payah belajar, menderita, berusaha keras akibatnya anak tidak dapat mendiri selalu tergantung kepada orang tua, hingga malas berusaha hingga akhirnya prestasinya menurun.



Hubungan orang tua dengan anak
Hubungan yang dimaksud adalah kasih saying penuh pengertian, atau kebencian, sikap keras, acuh tak acuh dan memanjakan. Kasih saying dari orang tua akan menimbulkan mental yang sehat bagi anak. Kurangnya kasih sayang akan menimbulkan sikap emosi. Kasih sayang dari orang tua dapat berupa:
Apakah orang tua sering meluangkan waktunya untuk bercerita tentang situasi dan kondisi belajar anaknya.
Apakah orang tua sering memberikan motivasi pada anaknya.
Seorang anak akan mengalami kesulitan/kesukaran belajar karena factor-faktor tersebut.

Bimbingan dari orang tua
Orang tua merupakan orang terdekat dari anak-anaknya. Segala yang diperbuat orang tua tanpa disadari akan ditiru oleh anak-anaknya. Demikian juga dalam belajar anak memerlukan bimbingan dari orang tua agar sikap dewasa dan tanggung jawab belajar tumbuh pada diri anak. Orang tua yang sibuk bekerja/berorganisasi yang mengakibatkan kurangya perhatian pada anak kemungkinan akan banyak mengalami kesulitan belajar.
Suasana rumah/keluarga
Suasana keluarga yang gaduh/rame tidak mungkin anak dapt belajar dengan tenang, kkonsentrasinya akan terganggu sehingga sukar untuk belajar. Untuk itu hendaknya suasana rumah selalu dibuat menyenangkan, tenteram, damai, harmonis, agar anak betah tinggal dirumah. Hal ini akan menguntungkan bagi kemajuan belajar anak.
Keadaan ekonomi keluarga
Keadaan ekonomi digolongkan dalam:
Ekonomi yang kurang/miskin
Keadaan ini akan menimbulkan:
Kurangnya alat-alat belajar
Kurangnya biaya yang disediakan oleh orang tua
Tidak mempunyai tempat belajar

Ekonomi yang berlebihan (kaya)
Keadaan ini akan sebaliknya dari keadaan miskin. Dimana ekonomi keluarga berlimpah ruah, sehingga mereka akan segan belajar karena ia terlalu banyak bersenang-senang atau sering dimanjakan sehingga menimbulkan kesulitan belajar dan menghambat kemajuan belajarnya.

2. Factor sekolah
Yang dimaksud sekolah adalah:
Guru
Guru dapat menjadi sebab kesulitan belajar apabila:
Hubungan guru dengan murid kurang baik,
Guru- guru menuntut standart pelajaran diatas kemampuan anak.
Guru kurang pandai dalam menerangkan dan kurang pandai menggunakan metode belajar yang dipegangnya.
Guru tidak memiliki kecakapan dalam usaha diagnosis kesulitan belajar.
Factor alat
Alat pelajaran yang kurang lengkap dapat menimbulkan kesulitan dalam kegiatan belajar. Tiadanya alat pelajaran guru cenderung menggunakan metode ceramah yang menimbulkan kepasifan bagi anak, sehingga menimbulakan kesulitan dalam mencerna pelajaran yang dipelajari.
Kondisi gedung
Terutama ditunjukkan pada ruang kelas tempat belajar anak. Ruangan harus memenuhi syarat kesehatan seperti:
Ruangan harus berjendela, udara segar dapat masuk ruangan, sinar dapat menerangi ruangan.
Dinding harus bersih, putih, tidak terlihat kotor.
Lantai tidak becek, licin dan kotor.
Keadaan gedung jauh dari keramaian.

Kurikulum
Kurikulum yang kurang baik, misalnya:
Bahan- bahannya terlalu tinggi.
Pembagian bahan tidak seimbang.



Lingkungan social
Yang dimaksud dengan lingkungan social adalah lingkungan dimana individu tersebut berada (masyarakat).
Yang termasuk dalam lingkungan social adalah:
Lingkungan tetangga, yang meliputi corak yang buruk, suka main judi, minum alcohol, tidak suka belajar akan mempengaruhi anak-anak yang bersekolah. Minimal tidak ada motivasi bagi anak untuk belajar, apabila sebaliknya lingkungan yang terdiri dari pelajar, dosen, mahasiswa akan mendorong semangat belajar anak.
Aktivitas dalam masyarakat, meliputi terlalu banyak mengikuti organisasi akan menyebabkan belajar anak menjadi terbengkalai.
Teman bergaul, pengaruhnya sangat besar dan lebih cepat masuk dalam jiwa anak. Apabila anak bergaul dengan anak yang tidak sekolah, maka ia akan malas belajar sebab cara hidup anak yang bersekolah berlainan dengan anak yang tidak sekolah.

Gejala sebagai pertanda adanya kesulitan belajar
Menurut Ahmadi Abu (2004:94) gejala sebagai pertanda adanya kesulitan belajar:
Menunjukkan prestasi yang rendah/di bawah rata-rata yang dicapai oleh kelompok kelas.
Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan.
Lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar, ia selalu tertinggal dengan teman-temannya dalam segala hal.
Menunjukkan sikap yang kurang wajar seperti, acuh tak acuh, berpura-pura.
Menunjukkan tingkah laku yang berlainan seperti, mudah tersinggung, murung, pemarah, bingung, cemberut dan sedih.
Menurut pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa anak-anak yang mengalami kesulitan belajar memiliki cirri-ciri yang sesuai dengan keterangan yang diatas. Anak yang mengalami kesulitan belajar itu biasanya dikenal dengan sebutan prestasi rendah/kurang (under achiever). Timbulnya kesulitan dalam belajar itu berkaitan dengan aspek motivasi, minat, sikap, kebiasaan belajar, pola-pola pendidikan yang diterima dari keluarga.



Kerangka Berpikir
Pada kerangka teoritis telah dijabarkan dan disimpulkan hal-hal yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini. Pada kerangka konseptual ini penulis menyajikan konsep-konsep dasar yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti.
Dari judul penelitian yang dilaksanakan oleh penulis, kerangka konseptualnya meliputi perilaku menyimpang menjadi variabel bebas (X) dan kesulitan belajar siswa menjadi variabel terikat (Y).

Variabel X Variabel Y














Gambar 1. bagan hubungan antara variabel yang akan diteliti



Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus dibuktikan kebenarannya. Menurut Surakhmad (1992: 187) hipotesis adalah rumusan gambaran sementara terhadap suatu hal, yang dimaksud sebagai tuntutan sementara dalam penelitian untuk mencari jawaban yang sebenarnya.
Berdasarkan kajian diatas, maka penulis dalam penelitian ini merumuskan hipotesis sebagai berikut: “ada hubungan yang signifikan antara perilaku menyimpang dengan kesulitan belajar siswa pada bidang studi ekonomi kelas X SMA Negeri 1 Bosar Maligas Tahun Ajaran 2011/2012”.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode yang di pergunakan dalam sebuah penelitian sangat mempengaruhi penelitian ini sendiri sehingga untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan pula metode yang sesuai untuk mendapatkan data yang objektif.
Lokasi Penelitian
Salah satu aspek yang perlu diketahui dalam suatu penelitian adalah lokasi penelitian. Mengenai lokasi penelitian berarti mengetahui secara jelas dan terperinci tentang lokasi dan kondisi yang teliti. Lokasi dalam penelitian ini adalah SMA Negeri 1 Bosar Maligas, jalan Kapten Kahar Sinaga No. 13 Pasar Baru, Kab. Simalungun, Sumut, Kode Pos 21183.

Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang didalamnya terdapat sejumlah subjek yang dapat dijadikan sumber data yang diharapkan dapat memberikan data-data yang dibutuhkan oleh seorang peneliti sesuai dengan Arikunto (2002: 100) bahwa : “Populasi adalah keseluruhan objek penelitian”.
Berdasarkan kutipan diatas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas X di SMA Negeri 1 Bosar Maligas Tahun Ajaran 2011/2012 sebanyak 82 orang siswa. Sedangkan yang menjadi obyek penelitian adalah perilaku menyimpang terbatas pada: bersikap agresif, bandel, mengacau dalam kelas, mencari perhatian (seluruh siswa – siswi kelas X sebanyak 82 orang) dan kesulitan belajar terbatas hasil belajar yang dicapai oleh setiap siswa-siswi pada mata pelajaran ekonomi di bawah 7,0.








Tabel 3.1 Keadaan Siswa-siswi yang Menjadi Populasi Kelas X SMA Negeri 1 Bosar Maligas Tahun Pelajaran 2011/2012

NO KELAS JUMLAH
1. X-1 18 orang
2. X-2 22 orang
3. X-3 20 orang
4. X-4 22 orang
Jumlah 82 orang
Sumber : Buku Leger Nilai SMPN 1 Gerung


Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari populasi yang dipandang dapat mewakili populasi sebagai subjek penelitian. Menurut Arikunto (2002: 112) bahwa: “Untuk sekedar ancer-ancer apabila subjeknya kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua dan apabila lebih besar maka dapat diambil sekitar 10-15% atau 20-25% atau lebih”
Karena populasi ini kurang dari 100 orang, maka yang diambil sebagai sampel adalah jumlah keseluruhan populasi yaitu 82 orang siswa yang disebut sampel total atau total sampling.

Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional
Variabel Penelitian
Variabel adalah aspek-aspek atau karakteristik atau hal-hal yang merupakan bagian dan objek dalam suatu penelitian. Variabel penelitian bertujuan untuk mempermudah pengambilan data yang diperlukan dalam penelitian. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah:
Variabel Bebas (Independent Variable) yaitu: Perilaku Menyimpang (X)
Variabel Terikat (Deependent Variabel) yaitu: Kesulitan Belajar (Y)
Gambar 1
Paradigma Korelasi Antar Variabel



Defenisi Operasional
Defenisi operasional dari variabel tersebut adalah sebagai berikut:
Perilaku Menyimpang
Adalah perbuatan seseorang yang melanggar atau bertentangan dari aturan yang ada, apakah itu perbuatan yang merugikan diri sendiri atau orang lain misalnya bersifat acuh tak acuh, sering membolos, menentang, tidak mengerjakan tugas.
Kesulitan Belajar
Adalah kesulitan yang dialami oleh siswa-siswi dalam kegiatan belajar, memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan sehingga berakibat pada prestasi belajar rendah atau perubahan tingkah laku yang terjadi tidak sesuai dengan prestasi yang dicari oleh sebagain besar dari teman-temannya sekelasnya.

Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis memperoleh data dan informasi dengan cara turun langsung ke lapangan. Pengambilan data dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:
Penyebaran Angket
Dengan penyebaran angket yang berisikan pertanyaan-pertanyaan mengenai pokok masalah yang telah ditentukan sebagai sampel. Sesuai dengan judul penelitian ini, maka aspek-aspek yang terdapat didalamnya adalah aspek perilaku menyimpang terhadap kesulitan belajar siswa. Jumlah dari pertanyaan adalah 40 item dengan perincian:
Pertanyaan untuk perilaku menyimpang sebanyak 20 item
Pertanyaan untuk kesulitan belajar sebanyak 20 item
Setiap pertanyaan dalam angket terdapat 3 option, yaitu:
Angket untuk Perilaku Menyimpang terdiri dari 3 option, yaitu:
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
Angket untuk Kesulitan Belajar terdiri dari 3 option, yaitu:
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
Setiap pertanyaan dalam angket terdapat 3 option dengan bobot nilai sebagai berikut:
Untuk angket tentang prilaku menyimpang:
Jawaban sering diberi skor 3.
Jawaban kadang-kadang diberi skor 2.
Jawaban tidak pernah diberi skor 1.
Untuk skor pertanyaan positif sedangkan untuk pertanyan negatif adalah:
Jawaban sering diberi skor 1.
Jawaban kadang diberi skor 2.
Jawaban tidak pernah diberi skor 3.
Sedangkan angket tentang kesulitan belajar untuk skor pertanyaan positif adalah:
Jawaban sangat setuju diberi skor 3.
Jawaban kurang setuju diberi skor 2.
Jawaban tidak setuju diberi skor 1.
Sedangkan untuk skor pertanyan negatif adalah:
Jawaban sangat setuju diberi skor 1
Jawaban kurang setuju diberi skor 2
Jawaban tidak setuju diberi skor 3

Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, 1992: 2001)
Sedangkan menurut Netra, pencatatan dokumen (recording document) adalah suatu cara untuk memperoleh data yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan data segala macam dokumen serta mengadakan pencatatan secara sistematis (1974: 98).
Berdasarkan pendapat di atas, maka yang dimaksud dengan metode dokumentasi adalah cara mencari data mengenai variabel penelitian yang tersimpan dalam berbagai bentuk, yang sewaktu-waktu dapat dicatat dan diperoleh kembali untuk dapat dipergunakan sebagai obyek penelitian.
Metode dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data tentang:
Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Bosar Maligas.
Keadaan Guru, Pegawai, Karyawan, dan siswa SMA Negeri 1 Bosar Maligas.
Keadaan sarana dan prasarana SMA Negeri 1 Bosar Maligas.

Metode Interview (Wawancara)
Arikunto (1992: 126), menjelaskan bahwa wawancara atau koesionel lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancra (interviewer) untuk memperolah informasi dari terwawancara (interviece).
Wawancara berisi tentang persepsi (penilaian) guru terhadap perilaku menyimpang dengan kesulitan belajar siswa pada bidang studi ekonomi Kelas X SMA Negeri 1 Bosar Maligas.

Uji Coba Instrumen
Uji Validitas
Untuk mengetahui validitas instrumen digunakan rumus korelasi Product Moment menurut Arikunto (2006: 274), yaitu:
r_xy= (n(∑▒〖XY)-(∑▒〖X)(∑▒〖Y)〗〗〗)/√({n∑▒〖X^2- (∑▒〖├ 〖X)〗^2 } {n∑▒〖Y^(2 )–(∑▒├ 〖Y)〗^2 } 〗┤ 〗〗┤ )
Keterangan :
r_xy = Koefisien korelasi antara variable X dengan variable Y
n = Jumlah Responden
∑▒X = Jumlah skor distribusi X
∑▒Y = Jumlah skor distribusi Y
∑▒XY = Jumlah perkalian skor Variabel X dan Y
∑▒X^2 = Jumlah kuadrat skor distribusi X
∑▒Y^2 = Jumlah kuadrat skor distribusi Y

Syarat valid :
Jika r_hitung > r_tabel pada taraf signifikan 95% (α = 0,05), maka instrument tersebut dianggap valid. Jika r_hitung < r_tabel , maka instrument dianggap tidak valid. Reliabelitas Angket Untuk menguji reliabilitas dari angket dilakukan dengan menggunakan rumus alpha seperti yang dikemukakan Arikunto (2006: 196), yaitu: r_11= ⟦k/((k-1))⟧ ⟦1-(∑▒σ_b^2 )/(σ_1^2 )⟧ Keterangan : r_11 = Reliabilitas instrument k = Banyaknya butir pertanyaan ∑▒σ_b^2 = Jumlah varians butir σ_t^2 = Varians total Kriteria : Jika r_hitung > r_tabel pada taraf signifikan 95% atau alpha 5% maka angket dianggap reliable.


Teknik Analisis Data
Untuk menguji hasil penelitian yang diharapkan, diperlukan teknik anallisis data dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Uji Korelasi
Untuk menguji korelasi antara variabel X dan variabel Y dilakukan dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment menurut Arikunto (2006: 274) sebagai berikut:
r_xy= (n(∑▒〖XY)-(∑▒〖X)(∑▒〖Y)〗〗〗)/√({n∑▒〖X^2- (∑▒〖├ 〖X)〗^2 } {n∑▒〖Y^(2 )–(∑▒├ 〖Y)〗^2 } 〗┤ 〗〗┤ )

Keterangan :
r_xy = Koefisien korelasi antara variable X dengan variable Y
n = Jumlah Responden
∑▒X = Jumlah skor distribusi X
∑▒Y = Jumlah skor distribusi Y
∑▒XY = Jumlah perkalian skor Variabel X dan Y
∑▒X^2 = Jumlah kuadrat skor distribusi X
∑▒Y^2 = Jumlah kuadrat skor distribusi Y

Untuk mengetahui tingkat korelasi variabel X dan variabel Y digunakan table interpretasi nilai r menurut Arikunto (2006: 276) sebagai berikut:
Table 2
Interpretasi Nilai r
Besarnya Nilai Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,000
Antara 0,600 sampai dengan 0,799
Antara 0,400 sampai dengan 0,599
Antara 0,200 sampai dengan 0,399
Antara 0,000 sampai dengan 0,199 Tinggi
Cukup
Agak Rendah
Rendah
Sangat Rendah (tidak berkorelasi)

Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi antara variabel X dan variabel Y maka digunakan rumus Determinasi sebagai berikut:
D=r^2 x 100%
Uji Hipotesis
Untuk menguji kebenaran hipotesis yang dirumuskan, maka hipotesis akan dibuktikan dengan menguji signifikas dari koefisien korelasi dengan Uji statistic yang diuraikan Sudjana (1996: 380) dengan rumus t sebagai berikut:

t= (r√(n-2))/(1- r^2 )

Keterangan :
t = Statistik
n = Jumlah Sampel
r = Koefisien Korelasi variabel X dan Y
Pengujian hipotesa dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95% dengan uji nyata 0,05 dimana dk = n – 2, dengan kekuatan jika r_hitung > r_tabel maka hipotesis yang menyatakan “ada hubungan yang positif dan signifikan antara perilaku menyimpang dengan kesulitan belajar siswa pada bidang studi ekonomi kelas X SMA Negeri 1 Bosar Maligas Tahun Ajaran 2011/2012” dapat diterima dan sebaliknya jika r_hitung < r_tabel maka hipotesis ditolak.

22 Feb 2011

PERILAKU MENYIMPANG

PERILAKU MENYIMPANG

Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan (agama) secara individu maupun pembenarannya sebagai bagian daripada makhluk sosial.
Daftar isi
[sembunyikan]

* 1 Definisi
* 2 Ciri-ciri
* 3 Penyebab Terjadi
* 4 Bentuk
* 5 Catatan kaki

[sunting] Definisi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia perilaku menyimpang diartikan sebagai tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma dan hukum yang ada di dalam masyarakat.[1]

Dalam kehidupan masyarakat, semua tindakan manusia dibatasi oleh aturan (norma) untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat. Namun demikian di tengah kehidupan masyarakat kadang-kadang masih kita jumpai tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan aturan (norma) yang berlaku pada masyarakat, misalnya seorang siswa menyontek pada saat ulangan, berbohong, mencuri, dan mengganggu siswa lain.

Berikut ini beberapa definisi dari perilaku menyimpang yang dijelaskan oleh beberapa ahli sosiologi :

1. Menurut James Worker Van der Zaden. Penyimpangan sosial adalah perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi.
2. Menurut Robert Muhamad Zaenal Lawang. Penyimpangan sosial adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam masyarakat dan menimbulkan usaha dari yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku menyimpang tersebut.
3. Menurut Paul Band Horton. Penyimpangan sosial adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat.

Penyimpangan terhadap norma-norma atau nilai-nilai masyarakat disebut deviasi (deviation), sedangkan pelaku atau individu yang melakukan penyimpangan disebut devian (deviant). Kebalikan dari perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak menyimpang yang sering disebut dengan konformitas. Konformitas adalah bentuk interaksi sosial yang di dalamnya seseorang berperilaku sesuai dengan harapan kelompok.
[sunting] Ciri-ciri

Menurut Paul B. Horton perilaku menyimpang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Penyimpangan harus dapat didefinisikan. Perilaku dikatakan menyimpang atau tidak harus bisa dinilai berdasarkan kriteria tertentu dan diketahui penyebabnya.
2. Penyimpangan bisa diterima bisa juga ditolak. Perilaku menyimpang tidak selamanya negatif, ada kalanya penyimpangan bisa diterima masyarakat, misalnya wanita karier. Adapun pembunuhan dan perampokan merupakan penyimpangan sosial yang ditolak masyarakat.
3. Penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak. Semua orang pernah melakukan perilaku menyimpang, akan tetapi pada batas-batas tertentu yang bersifat relatif untuk semua orang. Dikatakan relatif karena perbedaannya hanya pada frekuensi dan kadar penyimpangan. Jadi secara umum, penyimpangan yang dilakukan setiap orang cenderung relatif. Bahkan orang yang telah melakukan penyimpangan mutlak lambat laun harus berkompromi dengan lingkungannya.
4. Penyimpangan terhadap budaya nyata ataukah budaya ideal. Budaya ideal adalah segenap peraturan hukum yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat. Akan tetapi pada kenyataannya tidak ada seorang pun yang patuh terhadap segenap peraturan resmi tersebut karena antara budaya nyata dengan budaya ideal selalu terjadi kesenjangan. Artinya, peraturan yang telah menjadi pengetahuan umum dalam kenyataan kehidupan sehari-hari cenderung banyak dilanggar.
5. Terdapat norma-norma penghindaran dalam penyimpangan. Norma penghindaran adalah pola perbuatan yang dilakukan orang untuk memenuhi keinginan mereka, tanpa harus menentang nilai-nilai tata kelakukan secara terbuka. Jadi norma-norma penghindaran merupakan bentuk penyimpangan perilaku yang bersifat setengah melembaga.
6. Penyimpangan sosial bersifat adaptif (menyesuaikan). Penyimpangan sosial tidak selamanya menjadi ancaman karena kadang-kadang dapat dianggap sebagai alat pemikiran stabilitas sosial.

[sunting] Penyebab Terjadi

Menurut Wilnes dalam bukunya Punishment and Reformation sebab-sebab penyimpangan/kejahatan dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut :

1. Faktor subjektif adalah faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri (sifat pembawaan yang dibawa sejak lahir).
2. Faktor objektif adalah faktor yang berasal dari luar (lingkungan). Misalnya keadaan rumah tangga, seperti hubungan antara orang tua dan anak yang tidak serasi.

Untuk lebih jelasnya, berikut diuraikan beberapa penyebab terjadinya penyimpangan seorang individu (faktor objektif), yaitu

1. Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan. Seseorang yang tidak sanggup menyerap norma-norma kebudayaan ke dalam kepribadiannya, ia tidak dapat membedakan hal yang pantas dan tidak pantas. Keadaan itu terjadi akibat dari proses sosialisasi yang tidak sempurna, misalnya karena seseorang tumbuh dalam keluarga yang retak (broken home). Apabila kedua orang tuanya tidak bisa mendidik anaknya dengan sempurna maka anak itu tidak akan mengetahui hak dan kewajibannya sebagai anggota keluarga.
2. Proses belajar yang menyimpang. Seseorang yang melakukan tindakan menyimpang karena seringnya membaca atau melihat tayangan tentang perilaku menyimpang. Hal itu merupakan bentuk perilaku menyimpang yang disebabkan karena proses belajar yang menyimpang. Misalnya, seorang anak yang melakukan tindakan kejahatan setelah melihat tayangan rekonstruksi cara melakukan kejahatan atau membaca artikel yang memuat tentang tindakan kriminal. Demikian halnya karier penjahat kelas kakap yang diawali dari kejahatan kecil-kecilan yang terus meningkat dan makin berani/nekad merupakan bentuk proses belajar menyimpang. Hal itu juga terjadi pada penjahat berdasi putih (white collar crime) yakni para koruptor kelas kakap yang merugikan uang negara bermilyar- milyar. Berawal dari kecurangan-kecurangan kecil semasa bekerja di kantor/mengelola uang negara, lama kelamaan makin berani dan menggunakan berbagai strategi yang sangat rapi dan tidak mengundang kecurigaan karena tertutup oleh penampilan sesaat.
3. Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial. Terjadinya ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial dapat mengakibatkan perilaku yang menyimpang. Hal itu terjadi jika dalam upaya mencapai suatu tujuan seseorang tidak memperoleh peluang, sehingga ia mengupayakan peluang itu sendiri, maka terjadilah perilaku menyimpang. Misalnya jika setiap penguasa terhadap rakyat makin menindas maka lama-kelamaan rakyat akan berani memberontak untuk melawan kesewenangan tersebut. Pemberontakan bisa dilakukan secara terbuka maupun tertutup dengan melakukan penipuan-penipuan/pemalsuan data agar dapat mencapai tujuannya meskipun dengan cara yang tidak benar. Penarikan pajak yang tinggi akan memunculkan keinginan memalsukan data, sehingga nilai pajak yang dikenakan menjadi rendah. Seseorang mencuri arus listrik untuk menghindari beban pajak listrik yang tinggi. Hal ini merupakan bentuk pemberontakan/perlawanan yang tersembunyi.
4. Ikatan sosial yang berlainan. Setiap orang umumnya berhubungan dengan beberapa kelompok. Jika pergaulan itu mempunyai pola-pola perilaku yang menyimpang, maka kemungkinan ia juga akan mencontoh pola-pola perilaku menyimpang.
5. Akibat proses sosialisasi nilai-nilai sub-kebudayaan yang menyimpang. Seringnya media massa menampilkan berita atau tayangan tentang tindak kejahatan (perilaku menyimpang) menyebabkan anak secara tidak sengaja menganggap bahwa perilaku menyimpang tersebut sesuatu yang wajar. Hal inilah yang dikatakan sebagai proses belajar dari sub-kebudayaan yang menyimpang, sehingga terjadi proses sosialisasi nilai-nilai sub-kebudayaan menyimpang pada diri anak dan anak menganggap perilaku menyimpang merupakan sesuatu yang wajar/biasa dan boleh dilakukan.

[sunting] Bentuk

Bentuk-bentuk perilaku menyimpang dapat dibedakan menjadi dua, sebagai berikut.

* Bentuk penyimpangan berdasarkan sifatnya dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

1. Penyimpangan bersifat positif. Penyimpangan bersifat positif adalah penyimpangan yang mempunyai dampak positif ter-hadap sistem sosial karena mengandung unsur-unsur inovatif, kreatif, dan memperkaya wawasan seseorang. Penyimpangan seperti ini biasanya diterima masyarakat karena sesuai perkembangan zaman. Misalnya emansipasi wanita dalam kehidupan masyarakat yang memunculkan wanita karier.
2. Penyimpangan bersifat negatif. Penyimpangan bersifat negatif adalah penyimpangan yang bertindak ke arah nilai-nilai sosial yang dianggap rendah dan selalu mengakibatkan hal yang buruk. Bobot penyimpangan negatif didasarkan pada kaidah sosial yang dilanggar. Pelanggaran terhadap kaidah susila dan adat istiadat pada umumnya dinilai lebih berat dari pada pelanggaran terhadap tata cara dan sopan santun. Bentuk penyimpangan yang bersifat negatif antara lain sebagai berikut:
1. Penyimpangan primer (primary deviation). Penyimpangan primer adalah penyimpangan yang dilakukan seseorang yang hanya bersifat temporer dan tidak berulang-ulang. Seseorang yang melakukan penyimpangan primer masih diterima di masyarakat karena hidupnya tidak didominasi oleh perilaku menyimpang tersebut. Misalnya, siswa yang terlambat, pengemudi yang sesekali melanggar peraturan lalu lintas, dan orang yang terlambat membayar pajak.
2. Penyimpangan sekunder (secondary deviation). Penyimpangan sekunder adalah perilaku menyimpang yang nyata dan seringkali terjadi, sehingga berakibat cukup parah serta menganggu orang lain. Misalnya orang yang terbiasa minum-minuman keras dan selalu pulang dalam keadaan mabuk, serta seseorang yang melakukan tindakan pemerkosaan. Tindakan penyimpangan tersebut cukup meresahkan masyarakat dan mereka biasanya di cap masyarakat sebagai “pencuri”, “pemabuk”, "penodong", dan "pemerkosa". Julukan itu makin melekat pada si pelaku setelah ia ditangkap polisi dan diganjar dengan hukuman.

* Bentuk penyimpangan berdasarkan pelakunya, dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut :

1. Penyimpangan individual (individual deviation)

Penyimpangan individual adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang menyimpang dari norma-norma suatu kebudayaan yang telah mapan. Misalnya, seseorang bertindak sendiri tanpa rencana melaksanakan suatu kejahatan, seperti: mencuri, menodong, dan memeras. Penyimpangan individu berdasarkan kadar penyimpangannya dibagi menjadi lima, yaitu sebagai berikut.

1.
1. Pembandel yaitu penyimpangan yang terjadi karena tidak patuh pada nasihat orang tua agar mengubah pendiriannya yang kurang baik.
2. Pembangkang yaitu penyimpangan yang terjadi karena tidak taat pada peringatan orang-orang.
3. Pelanggar yaitu penyimpangan yang terjadi karena melanggar norma-norma umum yang berlaku dalam masyarakat.
4. Perusuh atau penjahat yaitu penyimpangan yang terjadi karena mengabaikan norma-norma umum, sehingga menimbulkan kerugian harta benda atau jiwa di lingkungannya.
5. Munafik yaitu penyimpangan yang terjadi karena tidak menepati janji, berkata bohong, mengkhianati kepercayaan, dan berlagak membela.

[sunting] Catatan kaki

1. ^ Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Tim Prima Pena, Gita Media Press

Vista-Login Manager2.png Artikel bertopik sosiologi ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_menyimpang"
Kategori: Sosiologi


sumber lain:

PERILAKU MENYIMPANG SISWA

Kesulitan belajar
Kesulitan belajar dapat dialami oleh anak dengan
bakat dan tingkat intelegensi rendah, normal dan
tinggi
Kesulitan belajar disebabkan oleh faktor internal dan
eksternal
Faktor intenal berupa faktor bakat, intelegensi dan
afektif siswa, sedangkan faktor eksternal dapat
berupa lingkungan dan design instruksional yang
digunakan dalam pembelajaran

Kesulitan belajar dapat
dideteksi melalui:
Dokumentasi hasil penilaian sistem blok
Penilaian kelas
Observasi dan wawancara non-penilaian
Pertemuan dengan orang tua murid
Program konseling


Cara mengatasi kesulitan
belajar:
Identifikasi penyebab kesulitan belajar
Rencanakan kegiatan bantuan
Evaluasi hasil bantuan

Alternatif jenis tindakan untuk
mengatasi kesulitan belajar
untuk siswa yang lambat dan
normal
Menyesuaikan desain instruksional dengan
karakteristik siswa dengan cara pemberian
bantuan yang sesuai baik jenis dan
jumlahnya
Penyederhanaan materi ajar
Menggunakan media belajar yang baik dan
sesua
Alternatif jenis tindakan untuk
mengatasi kesulitan belajar
siswaunder achi ever
Pemberian perhatian, motivasi dengan tepat
Pelibatan dalam kegiatan kelompok
Pemberian pengayaan
Pembuatan desain instruksional yang
bersifat antisipatif
Membuat Instrumen
Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar dapat dideteksi dengan
berbagai instrumen, misalnya:
1. instrumen studi dokumentasi hasil belajar
siswa
2. angket
3. lembar observasi
4. catatan hasil bimbingan konseling

http://www.scribd.com/doc/2522540/Kesulitan-Belajar-Siswa

9 Feb 2011

RPP KTSP PAI SD kelas 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SD : _______________________
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : V / 1
Standar Kompetensi : 1. Mengartikan Alquran surah pendek pilihan
Kompetensi Dasar : 1.1 Membaca QS Al Lahab dan Al Kafirun
Indikator : 1.1.1 Membaca QS Al Lahab dan Al Kafirun dengan harakat dan makhraj yang benar
1.1.2 Mengulang-ulang membaca QS Al Lahab dan Al Kafirun dengan harakat dan makhraj yang benar
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit (1 x pertemuan)

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat membaca QS Al Lahab dan Al Kafirun dengan harakat dan makhraj yang benar
2. Siswa dapat membaca QS Al Lahab dan Al Kafirun dengan menerapkan hukum bacaan (tajwid) yang benar

Materi Pembelajaran : Surah Al Lahab dan Al Kafirun (lihat buku Pendidikan Agama Islam Jil.5 NTR-Esis Bab 1)

Metode Pembelajaran: 1. Siswa berlatih membaca Surah Al Lahab dan Al Kafirun dengan harakat dan makhraj yang benar
2. Siswa mengadakan tanya jawab dengan teman-temannya membahas hukum bacaan yang ada pada Surah Al Lahab dan Al Kafirun
3. Siswa berlatih membaca Surah Al Lahab dan Al Kafirun dengan menerapkan hukum bacaan yang benar

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
. Tadarus bersama surat-surat yang telah dihafal siswa
. Memperkenalkan pengantar tentang asbabun nuzul dari bahan ajar yang akan disampaikan
2. Kegiatan Inti
. Beberapa siswa membaca Surah Al Lahab dan Al Kafirun dan siswa yang lain mendengarkan
. Siswa membaca Surah Al Lahab dan Al Kafirun secara klasikal, kelompok dan individu sesuai dengan harakat dan makhraj yang benar
. Siswa diperkenalkan hukum bacaan yang ada pada Surah Al Lahab dan Al Kafirun
. Siswa membaca Surah Al Lahab dan Al Kafirun dengan menerapkan hukum bacaan yang ada pada Surah Al Lahab dan Al Kafirun
3. Kegiatan Penutup
. Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa secara berkelompok dan individu tentang hukum bacaan yang ada pada Surah Al Lahab dan Al Kafirun
. Siswa diminta menulis Surah Al Lahab dan Al Kafirun di buku tugas

Alat / Sumber Belajar:
1. Alquran (Juz Amma)
2. Teks lafal Surah Al Lahab dan Al Kafirun di karton atau papan tulis
3. Kaset dan CD Alquran
4. Buku Pendidikan Agama Islam Jilid 5 NTR Esis hal
5. Buku Tajwid atau buku-buku lain yang relevan
6. Pengalaman guru
7. Lingkungan sekitar







Penilaian:
1. Lafalkan Surah Al Lahab dan Al Kafirun dengan harakat dan makhraj yang benar!
2. Carilah contoh bacaan idgam bigunnah, mad jaiz munfasil, dan qalqalah dalam Alquran masing- masing 5 contoh dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya!





Mengetahui Guru pendidikan Agama Islam
Kepala SD




(______________________) (_______________________)








RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SD : _______________________
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : V / 1
Standar Kompetensi : 1. Mengartikan Alquran surah pendek pilihan
Kompetensi Dasar : 1.2 Mengartikan QS Al Lahab dan Al Kafirun
Indikator : 1.2.1 Mengartikan Surah Al Lahab dan Al Kafirun
1.2.2 Menunjukkan hafal Surah Al Lahab dan Al Kafirun
Alokasi Waktu : 6 x 35 menit (2 x pertemuan)

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat mengartikan Surah Al Lahab dan Al Kafirun dengan benar
2. Siswa dapat memahami isi pokok dari Surah Al Lahab dan Al Kafirun
3. Siswa dapat menghafal Surah Al Lahab dan Al Kafirun

Materi Pembelajaran : Surah Al Lahab dan Al Kafirun (lihat buku Pendidikan Agama Islam Jil. 5 NTR-Esis bab 1 hal )

Metode Pembelajaran : 1. Siswa berlatih mengartikan Surah Al Lahab dan Al Kafirun
2. Siswa mengadakan diskusi dengan teman-temannya membahas isi pokok Surah Al Lahab dan Al Kafirun
3. Siswa berlatih menghafal Surah Al Lahab dan Al Kafirun

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
. Tadarus bersama surah- surah yang telah dihafal siswa
. Memberikan pengantar tentang bahan ajar yang akan disampaikan(melalui fitur Mutiara Islam dan Sepenggal Kisah)
2. Kegiatan Inti
. Siwa membaca Surah Al Lahab dan Al Kafirun secara bersama-sama
. Siswa mendengarkan dan menyimak penjelasan guru tentang bahan ajar yang disampaikan
. Siswa diperkenalkan arti kata per kata dan per ayat Surah Al Lahab dan Al Kafirun
. Siswa mengartikan Surah Al Lahab dan Al Kafirun secara klasikal, kelompok dan individu
. Siswa mengemukakan pendapatnya tentang isi pokok Surah Al Lahab dan Al Kafirun
. Siswa menghafal Surah Al Lahab dan Al Kafirun secara klasikal, kelompok dan individu
3. Kegiatan Penutup
. Siswa diminta melakukan aktivitas yang ada pada halaman
. Siswa menyimpulkan kisah dalam Sepenggal Kisah menggunakan bahasa sendiri
. Siswa menyimak dan memahami bacaan intisari yang dibacakan guru
. Siswa diminta mengerjakan latihan yang ada di halaman dan menulisnya di buku tugas


Alat / Sumber Belajar:
1. Alquran (Juz Amma)
2. Teks lafal Surah Al Lahab dan Al Kafirun beserta artinya di karton atau papan tulis
3. Kaset dan CD Alquran
4. Buku Pendidikan Agama Islam Jilid 5 NTR Esis hal
5. Buku tajwid atau buku-buku lain yang relevan
6. Pengalaman guru
7. Lingkungan sekitar












Penilaian:
1. Apa isi pokok kandungan dari Surah Al Lahab dan Al Kafirun?
2. Artikan ayat-ayat di bawah ini :
a. ayat ke-2 Surah Al Lahab
b. ayat ke-3 Surah Al Lahab
c. ayat ke-1 Surah Al Kafirun
3. Hafalkan Surah Al Lahab dan Al Kafirun!








Mengetahui
Kepala SD ..........................................




(_______________________)
................ , …………………… Guru pendidikan Agama Islam




(_______________________)



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SD : _______________________
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : V / 1
Standar Kompetensi : 2. Mengenal kitab-kitab Allah SWT
Kompetensi Dasar : 2.1 Menyebutkan nama-nama kitab Allah SWT
Indikator : 2.1.1 Menyebutkan nama-nama kitab Allah SWT
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit (1 x pertemuan)
Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian beriman kepada kitab-kitab Allah SWT
2. Siswa dapat menyebutkan nama-nama kitab Allah SWT dengan benar
Materi Pembelajaran : Beriman kepada kitab Allah SWT (lihat buku pendidikan Agama Islam SD jl. 5 NTR-ESIS bab 2 hal)
Metode Pembelajaran : 1. Siswa mengadakan diskusi dengan teman-temannya membahas definisi beriman kepada kitab-kitab Allah SWT
2. Siswa berlatih menyebutkan nama-nama kitab Allah SWT secara klasikal, kelompok dan individu

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
. Tadarus bersama surah-surah yang dihafal siswa
. Memberikan pertanyaan kepada siswa seputar penegetahuan siswa tentang nama-nama kitab Allah SWT
. Memberi pendahuluan menggunakan fitur Mutiara Islam tentang bahan ajar yang akan disampaikan
2. Kegiatan Inti
. Siswa mendengarkan dan mengamati uraian guru tentang bahan ajar yang disajikan
. Siswa menyampaikan pendapat tentang definisi beriman kepada kitab-kitab Allah SWT
. Siswa diperkenalkan tentang materi nama-nama kitab Allah SWT
. Siswa menyebutkan nama-nama kitab Allah SWT secara klasikal, kelompok, dan individu
. Siswa menghafal nama-nama kitab Allah SWT
3. Kegiatan Penutup
. Guru mendengarkan siswa mengulang penyebutan nama-nama kitab Allah SWT secara berkelompok
. Guru membacakan kesimpulan ringkas dari materi yang disampaikan

Alat / Sumber Belajar:
1. Tulisan nama-nama kitab Allah SWT di karton atau papan tulis
2. Buku Pendidikan Agama Islam Jilid 5 NTR Esis hal
3. Buku-buku lain yang relevan
4. Alquran (juz amma)
5. Pengalaman guru
6. Lingkungan sekitar

Penilaian:
1. Jelaskan definisi beriman kepada kitab-kitab Allah SWT yang telah kamu pelajari!
2. Sebutkan nama-nama kitab Allah SWT!
3. Buatlah kesimpulan ringkas dari isi pokok tiap-tiap kitab Allah SWT yang telah kamu pelajari !


Mengetahui
Kepala SD ..........................................




(_______________________)
................ , …………………… Guru pendidikan Agama Islam




(_______________________)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SD : _______________________
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : VI / 1
Standar Kompetensi : 2. Mengenal kitab-kitab Allah SWT
Kompetensi Dasar : 2.2 Menyebutkan nama-nama Rasul yang menerima kitab-kitab Allah SWT
Indikator : 2.2.1 Menyebutkan nama-nama Rasul yang menerima kitab-kitab Allah SWT
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit (1 x pertemuan)
Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menyebutkan nama-nama Rasul yang menerima kitab-kitab Allah SWT
2. Siswa dapat mengetahui usaha para Rasul dalam menyampaikan ajaran dari kitab-kitab Allah SWT
Materi Pembelajaran : Beriman kepada kitab-kitab Allah SWT (lihat buku Pendidikan Agama Islam SD jl. 5 NTR-ESIS bab 2 hal)

Metode Pembelajaran : 1. Siswa berlatih menebutkan nama-nama Rasul yang menerima kitab-kitab Allah SWT
2. Siswa mengadakan diskusi dengan teman-temannya membahas tentang usaha para Rasul dalam menyampaikan ajararan dari kitab-kitab Allah SWT

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
. Meberikan uraian singkat dari materi sebelumnya
. Mengkorelasikan materi sebelumya dengan bahan ajar yang akan disampaikan
. Memberikan pengantar tentang bahan ajar yang akan disampaikan
2. Kegiatan Inti
. Siswa mendengarkan penjelasan uraian guru berkaitan dengan bahan ajar yang disajikan
. Siswa menyebutkan nama-nama Rasul yang menerima kitab-kitab Allah SWT secara klasikal, kelompok dan individu
. Siswa menghafal nama-nama Rasul yang menerima kitab-kitab Allah SWT
. Siswa mencocokkan nama-nama Rasul dengan kitab-kitab Allah SWT yang diterima mereka
. Siswa mengemukakan pendapat tentang usaha para Rasul dalam menyampaikan ajaran dari kitab-kitab Allah SWT
3. Kegiatan Penutup
. Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa seputar materi yang disampaikan
. Guru membacakan kesimpulan singkat dari materi yang disampaikan

Alat / Sumber Belajar:
1. Tulisan nama-nama kitab Allah SWT di atas potongan karton dan bagian lain nama para Rasul yang menerima kitab-kitab tersebut pada karton lainnya untuk dicocokkan
2. Buku Pendidikan Agama Islam Jilid 5 NTR Esis hal
3. Buku-buku lain yang relevan
4. Alquran (juz amma)
5. Pengalaman guru
6. Lingkungan sekitar










Penilaian:
1. Sebutkan nama-nama para Rasul yang menerima kitab-kitab Allah SWT!
2. Bagaimana usaha para Rasul dalam menyampaikan ajaran dari kitab-kitab Allah SWT?






Mengetahui
Kepala SD ..........................................




(_______________________)
................ , …………………… Guru pendidikan Agama Islam




(_______________________)




RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SD : _______________________
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : V / 1
Standar Kompetensi : 2. Mengenal kitab-kitab Allah SWT
Kompetensi Dasar : 2.3 Menjelaskan Alquran sebagai kitab suci terakhir
Indikator : 2.3.1 Menjelaskan pengertian kitab suci Alquran
2.3.2 Menjelaskan bahwa Alquran merupakan pedoman umat Islam
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit (1 x pertemuan)
Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian kitab suci Alquran
2. Siswa dapat menjelaskan bahwa Alquran merupakan pedoman umat Islam
Materi Pembelajaran : Beriman kepada kita-kitab Allah SWT (lihat buku Pendidikan Agama Islam SD jl. 5 NTR-ESIS bab 2 hal)
Metode Pembelajaran : 1. Siswa mengadakan diskusi dengan teman-temannya membahas bahan ajar kitab suci Alquran
2. Siswa mengadakan tanya jawab dengan teman-temannya membahas tentang kedudukan Alquran bagi umat Islam

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
. Menyampaikan materi sebelumnya dengan ringkas
. Mengkorelasikan materi sebelumnya dengan materi yang akan disampaikan
. Meberikan pertanyaan kepada siswa tentang manfaat dari membaca Alquran
. Menyampaikan pengantar tentang bahan ajr yang akan disampaikan (melalui kisah dalam Sepenggal Kisah)
2. Kegiatan Inti
. Siswa mendengarkan dan mengamati uraian guru tentang materi bahan ajar yang disampaikan
. Siswa mengemukakan pendapatnya tentang pengertian kitab suci Alquran
. Siswa menyebutkan kelebihan kitab suci Alquran dari kitab-kitab suci sebelumnya
. Siswa mengemukakan pendapat tentang kedudukan Alquran bagi umat Islam
3. Kegiatan Penutup
. Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa seputar pemahaman siswa tentang kedudukan Alquran bagi umat Islam secara berkelompok dan individu
. Siswa menyimpulkan kisah dalam Sepenggal Kisah menggunakan bahasa sendiri
. Siswa menyimak dam memahami bacaan intisari yang dibacakan guru
. Siswa mengerjakan latihan yang ada di halaman dan menulisnya di buku tugas

Alat / Sumber Belajar:
1. Tulisan nama-nama kitab Allah SWT beserta nama para Rasul yang menerimanya
2. Buku Pendidikan Agama Islam NTR Jilid 5 Esis hal
3. Buku-buku lain yang relevan
4. Alquran (juz amma)
5. Pengalaman guru
6. Lingkungan sekitar


Penilaian:
1. Jelaskan pengertian beriman kitab suci Alquran yang kamu ketahui!
2. Alquran merupakan pedoman umat Islam, apa maksudnya?
3. Tulislah perbedaan antara Alquran dan kitab-kitab suci Alquran sebelumnya dalam sebuah tabel!





Mengetahui
Kepala SD ..........................................




(_______________________)
................ , …………………… Guru pendidikan Agama Islam




(_______________________)



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SD : ________________________
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : VI / 1
Standar Kompetensi : 3. Menceritakan kisah Nabi
Kompetensi Dasar : 3.1 Menceritakan kisah Nabi Ayyub AS
Indikator : 3.1.1 Menceritakan kisah Nabi Ayyub AS
Menyebutkan cobaan-cobaan yang dialami Nabi Ayyub AS
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit (1 x pertemuan)
Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menceritakan kisah Nabi Ayyub AS
2. Siswa dapat menyebutkan cobaan-cobaan yang dialami Nabi Ayyub AS
Materi Pembelajaran : Kisah Nabi Ayyub AS (lihat buku Pendidikan Agama Islam SD jl. 5 NTR-ESIS bab 3 hal)
Metode Pembelajaran : 1. Siswa berlatih menceritakan kembali kisah Nabi Ayyub
2. Siswa berlatih menyebutkan cobaan-cobaan yang dialami Nabi Ayyub AS

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
. Memberikan pertanyaan kepada siswa yang telah mengetahui kisah Nabi Ayyub AS
. Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang cobaan yang pernah dialami mereka
. Memberikan pengantar tentang bahan ajar yang akan disampaikan
2. Kegiatan Inti
. Siswa mendengarkan dan memperhatikan uraian guru tentang bahan ajar yang disajikan
. Beberapa siswa membacakan kisah Nabi Ayyub AS, sedangkan siswa yang lain mendengarkan
. Siswa menceritakan kembali kisah Nabi Ayyub AS secara individu dan menampilkan kemampuannya di depan kelas
. Siswa menyebutkan cobaan-cobaan yang dialami Nabi Ayyub AS
. Siswa membandingkan cobaan-cobaan yang dialami Nabi Ayyub AS dengan cobaan yang pernah mereka alami
3. Kegiatan Penutup
. Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang materi kisah Nabi Ayyub AS yang telah dipelajari
. Siswa diminta menyimpulkan materi yang telah disampaikan dengan ringkas

Alat / Sumber Belajar:
1. Teks kisah Nabi Ayyub AS
2. Buku Pendidikan Agama Islam NTR Jilid 5 Esis hal
3. Buku-buku kisah Nabi
4. Alquran (juz Amma)
5. Kaset/CD tentang kisah Nabi
6. Pengalaman guru

Penilaian:
1. Ceritakan kembali kisah Nabi Ayyub AS menggunakan bahasamu sendiri dengan ringkas!
2. Sebutkan cobaan-cobaan yang dialami Nabi Ayyub AS!
3. Carilah 5 bentuk cobaan yang dialami para Nabi-nabi lain dan tulislah dalam sebuah tabel (dikiumpulkan pada pertemuan berikutnya)!








Mengetahui
Kepala SD ..........................................




(_______________________)
................ , …………………… Guru pendidikan Agama Islam




(_______________________)



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SD : _______________________
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : VI/1
Standar Kompetensi : 3. Menceritakan kisah Nabi
Kompetensi Dasar : 3.2 Menceritakan kisah Nabi Musa AS
Indikator : 3.2.1 Menceritakan kisah Nabi Musa AS
3.2.2 Menyebutkan mukjizat Nabi Musa AS
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit (1 x pertemuan)
Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menceritakan kisah Nabi Musa AS
2. Siswa dapat menyebutkan mukjizat-mukjizat Nabi Musa AS
Materi Pembelajaran : Kisah Nabi Musa AS (lihat buku Pendidikan Agama Islam SD jl. 5 NTR-ESIS bab 3 hal)
Metode Pembelajaran : 1. Siswa berlatih menceritakan kembali kisah-kisah Nabi Musa AS
2. Siswa berlatih menyebutkan mukjizat-mukjizat Nabi Musa AS

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
. Memberikan pertanyaan kepada siswa yang telah mengetahui kisah Nabi Musa AS
. Memberikan pengantar tentang bahan ajar yang akan disampaikan
2. Kegiatan Inti
. Siswa mendengarkan dan memperhatikan uraian guru tentang bahan ajar yang disampaikan
. Beberapa siswa membaca kisah Nabi Musa AS, sedangkan siswa yang lain mendengarkan
. Siswa menceritakan kembali kisah Nabi Musa AS secara individu dan menampilkan kemampuannnya di depan kelas
. Siswa menyebutkan mukjizat Nabi Musa AS secara klasikal, kelompok dan individu
. Siswa menyebutkan pertolongan-pertolongan Allah yang mereka dapatkan ketika menemui kesulitan
3. Kegiatan Penutup
. Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa seputar pemahaman siswa tentang kisah Nabi Musa AS
. Siswa diminta menyimpulkan materi yang telah disampaikan denga ringkas

Alat / Sumber Belajar:
1. Teks kisah Nabi Musa AS
2. Buku Pendidikan Agama Islam NTR Jilid 5 Esis hal
3. Buku-buku kisah Nabi
4. Alquran (juz Amma)
5. Kaset/CD tentang kisah-kisah Nabi
6. Pengalaman guru

Penilaian:
1. Ceritakan kembali kisah Nabi Musa AS menggunakan bahasamu sendiri dengan ringkas dan jelas!
2. Sebutkan mukjizat-mikjizat Nabi Musa AS!
3. Carilah mukjizat-mukjizat yang dimiliki para Nabi lain, dan tulislah dalam buku tugas!



Mengetahui
Kepala SD ..........................................




(_______________________)
................ , …………………… Guru pendidikan Agama Islam




(_______________________)


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SD : _______________________
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : V / 1
Standar Kompetensi : 3. Menceritakan kisah Nabi
Kompetensi Dasar : 3.3 Menceritakan kisah Nabi Isa AS
Indikator : 3.3.1 Menceritakan kisah Nabi Isa AS
3.3.2 Menyebutkan mukjizat Nabi Isa AS
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit (1 x pertemuan)
Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menceritakan kisah Nabi Isa AS
2. Siswa dapat menyebutkan mukjizat-mukjizat Nabi Isa AS
Materi Pembelajaran : Kisah Nabi Isa AS (lihat buku Pendidikan Agama Islam SD jl. 5 NTR-ESIS bab 3 hal)
Metode Pembelajaran : 1. Siswa berlatih menceritakan kisah Nabi Isa AS
2. Siswa berlatih menyebutkan mukjizat-mukjizat Nabi Isa AS

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
. Mengkorelasikan materi sebelumnya dengan bahan ajar yang akan disampaikan
. Mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa yang telah mengetahui kisah nabi Isa AS
. Memberikan pengantar tentang bahan ajar yang disampaikan (melalui fitur Mutiara Islam dan Sepenggal Kisah)
2. Kegiatan Inti
. Siswa mendengarkan dan mengamati uraian guru tentang bahan ajar yang disampaikan
. Beberapa siswa membacakan kisah Nabi Isa AS, sedangkan siswa yang lain mendengarkan
. Siswa menceritakan kembali kisah Nabi Isa AS scara klasikal, kelompok dan individu
. Siswa menyebutkan mikjizat-mukjizat Nabi Isa As secara klasikal, kelompok dan individu
3. Kegiatan Penutup
. Siswa diminta menyimpulkan kisah dalam Sepenggal Kisah dengan menggunakan bahasa sendiri
. Siswa mendengarkan dan memahami bacaan intisari yang dibacakan guru
. Siswa diminta untuk mengerjakan latihan yang ada di halaman dan menulisnya di buku tugas

Alat / Sumber Belajar:
1. Teks kisah Nabi Isa AS
2. Buku kisah-kisah Nabi
3. Kaset/CD tentang kisah-kisah Nabi
4. Buku Pendidikan Agama Islam Jilid 5 NTR Esis hal 52-68
5. Alquran (juz Amma)
6. Pengalaman guru

Penilaian:
1. Ceritakan kembali kisah Nabi Isa AS menggunakan bahasamu sendiri dengan ringkas!
2. Sebutkan mukjizat-mukjizat yang dimiliki Nabi Isa AS!
3. Tulislah bacaan rukuk beserta artinya!


Mengetahui
Kepala SD ..........................................




(_______________________)
................ , …………………… Guru pendidikan Agama Islam




(_______________________)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SD : _______________________
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : V / 1
Standar Kompetensi : 4. Membiasakan perilaku terpuji
Kompetensi Dasar : 4.1 Meneladani perilaku Nabi Ayyub AS
Indikator : 4.1.1 Menunjukkan sikap meneladani ketabahan Nabi Ayyub AS ketika menerima cobaan Allah SWT
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit (1 x pertemuan)

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa mampu menunjukkan ketabahan Nabi Ayyub AS ketika menerima cobaan Allah SWT
2. Siswa mampu menunjukkan sikap meneladani ketabahan Nabi Ayyub AS ketika menerima cobaan Allah SWT
Materi Pembelajaran : Keteladanan Nabi Ayyub AS (lihat buku Pendidikan Agama Islam SD jl. 5 NTR-ESIS bab 4 hal)
Metode Pembelajaran : 1. Siswa mengadakan diskusi dengan teman-temannya membahas ketabahan Nabi Ayyub AS
2. Siswa menunjukkan sikap ketabahan Nabi Ayyub AS ketika menerima cobaan Allah SWT dari kisah yang dipelajari.
3. Siswa meneladani perilaku ketabahan Nabi Ayyub AS ketika menerima cobaan Allah SWT dalam praktik keseharian

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
. Guru menyampaikan kisah Nabi Ayyub AS secara singkat
. Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang cobaan-cobaan yang dialami Nabi Ayyub AS
. Memberikan pengantar tentang bahan ajar yang disampaikan (melalui fitur Mutiara Islam)
2. Kegiatan Inti
. Siswa mendengarkan dan mengamati uraian guru tentang bahan ajar yang disampaikan
. Siswa membacakan kisah Nabi Ayyub AS, sedangkan siswa yang lain mendengarkan
. Siswa menyebutkan sikap ketabahan Nabi Ayyub AS ketika menerima cobaan Allah SWT
. Siswa menyampaikan pendapat tentang sikap mereka ketika menghadapi masalah atau cobaan
3. Kegiatan Penutup
. Siswa diminta menyampaikan pendapatnya dari kisah Nabi Ayyub AS tentang ketabahan beliau dalam menghadapi cobaan Allah SWT secara berkelompok dan individu
. Guru membacakan kesimpulan ringkas dari materi yang telah disampaikan

Alat / Sumber Belajar:
1. Teks kisah Nabi Ayyub AS
2. Buku Pendidikan Agama Islam Jilid 5 NTR-Esis hal
3. Buku-buku kisah Nabi
4. Kaset/CD tentang kisah Nabi
5. Pengalaman guru
6. Lingkungan sekitar

Penilaian:
1. Berikan pendapatmu tentang sikap ketabahan Nabi Ayyub AS dalam menghadapi cobaan allah SWT !
2. Tuliskan 3 contoh sikap yang harus kita miliki ketika kita menghadapi cobaan dari Allah SWT!




Mengetahui
Kepala SD ..........................................




(_______________________) ................ , …………………… Guru pendidikan Agama Islam




(_______________________)


















































RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SD : _______________________
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : V / 1
Standar Kompetensi : 4. Membiasakan perilaku terpuji
Kompetensi Dasar : 4.2 Meneladani perilaku Nabi Musa AS
Indikator : 4.2.1 Meneladani keteguhan iman Nabi Musa AS terhadap Allah SWT
4.2.2 Meneladani keberanian Nabi Musa AS melawan Raja Fir’aun
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit (1 x pertemuan)

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat meneladani keteguhan iman Nabi Musa AS terhadap Allah SWT
2. Siswa dapat meneladani keberanian Nabi Musa AS melawan Raja Fir’aun

Materi Pembelajaran : Keteladanan Nabi Musa As (lihat buku Pendidikan Agama Islam SD jl. 5 NTR-ESIS bab 4 hal)

Metode Pembelajaran : 1. Siswa mengadakan diskusi dengan teman-temannya membahas keteguhan iman Nabi Musa AS terhadap Allah SWT dan keberanian beliau melawan Raja Fir’aun
2. Siswa menyebutkan sikap keteguhan iman Nabi Musa AS terhadap Allah SWT dan keberanian beliau tehadap Raja Fir’aun dari kisah yang dipelajari
3. Siswa meneladani keteguhan iman Nabi Musa AS terhadap Allah SWT dan keberanian beliau dalam praktik keseharian

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
. Mengkorelasikan materi sebelumnya dengan bahan ajar yang akan disampaikan
. Memberikan pertanyaan kepada siswa seputar kisah Nabi Musa AS yang telah dipelajari
. Memberikan pengantar tentang bahan ajar yang akan disampaikan
2. Kegiatan Inti
. Siswa membacakan kisah Nabi Musa AS, sedangkan siswa yang lain mendengarkan dan menyimak dengan baik
. Siswa mendengarkan dan memahami penjelasan guru tentang bahan ajar yang disampaikan
. Siswa menyebutkan keteguhan iman Nabi Musa AS terhadap Allah SWT
. Siswa mengemukakan pendapat tentang keberanian Nabi Musa As melawan Raja Fir’aun
. Siswa diminta menyebutkan contoh-contoh sikap keteguhan iman dan keberanian dalam kebenaran melalui pengalaman mereka sehari-hari
3. Kegiatan Penutup
. Siswa diminta pendapatnya dari kisah Nabi Musa AS tentang keteguhan iman Nabi Musa As terhadap Allah SWT dan keberanian beliau melawan Raja Fir’aun secara berkelompok dan individu
. Guru membacakan kesimpulan ringkas dari materi yang disampaikan

Alat / Sumber Belajar:
1. Teks kisah Nabi Musa AS
2. Buku Pendidikan Agama Islam Jilid 5 Ntr-Esis hal
3. Buku kisah-kisah Nabi
4. Kaset/CD tentang kisah-kisah Nabi
5. Alquran (juz Amma)
6. Pengalaman guru
7. Lingkungan sekitar




Penilaian:
1. Berikan pendapatmu tentang sikap keteguhan Nabi Musa AS terhadap Allah SWT!
2. Bagaimana sikapmu ketika diajak untuk melakukan perbuatan yang tidak baik oleh teman?
3. Tuliskan 3 contoh sikap yang mencerminkan sikap berani dalam kebenaran!







Mengetahui
Kepala SD ..........................................




(_______________________)
................ , …………………… Guru pendidikan Agama Islam




(_______________________)



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SD : _______________________
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : V / 1
Standar Kompetensi : 4. Membiasakan perilaku terpuji
Kompetensi Dasar : 4.3 Meneladani perilaku Nabi Isa AS
Indikator : 4.3.1 Meneladani keteguhan iman Nabi Isa As terhadap Allah SWT
4.3.2 Meneladani sifat penolong Nabi Isa As terhadap kaumnya
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit (1 x pertemuan)

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat meneladani keteguhan iman Nabi Isa AS terhadap Allah SWT
2. Siswa dapat meneladani sifat penolong Nabi Isa AS terhadap kaumnya

Materi Pembelajaran : Keteladanan Nabi Isa As (lihat buku Pendidikan Agama Islam SD jl. NTR-ESIS bab 4 hal)

Metode Pembelajaran : 1. Siswa mengadakan diskusi dengan teman-temannya membahas sikap keteguhan iman Nabi Isa As terhadap Allah SWT dan sifat penolonganya terhadap kaumnya
2. Siswa menyebutkan sikap keteguhan Nabi Isa AS terhadap Allah SWT dan sifat penolongnya terhadap kaumnya
3. Siswa meneladani sikap keteguhan iman Nabi Isa AS terhadap Allah SWT dan sifat penolongnya dalam praktik keseharian

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
. Mengkorelasikan materi sebelumnya dengan materi yang akan disampaikan
. Memberikan pertanyaan kepada siswa seputar kisah nabi Isa AS yang telah disampaikan
. Memberikan pengantar tentang bahan ajar yang akan disampaikan (melalui fitur Mutiara Islam dan Sepenggal Kisah)
2. Kegiatan Inti
. Siswa membacakan kisah Nabi Isa AS, sedangkan siswa yang lain mendengarkan dan menyimak dengan baik
. Siswa mendengarkan dan memahami penjelasan guru tentang bahan ajar yang disampaikan
. Siswa menyebutkan sikap keteguhan iman Nabi Isa AS terhadap Allah SWT dan sifat penolongnya terhadap kaumnya
. Siswa memberikan pendapat tentang sikap keteguhan iman Nabi Isa AS terhadap Allah SWT dan sifat penolongnya terhadap kaumnya
. Siswa memberikan contoh sikap penolong melalui pengalaman mereka sehari-hari
. Siswa menyebutkan manfaat dari memiliki sifat penolong
.
3. Kegiatan Penutup
. Siswa diminta melakukan aktivitas yang ada di halaman
. Siswa diminta menyimpulkan kisah dalam sepengaal kisah menggunakan bahasa sendiri
. Siswa mendengarkan dan menyimak bacaan intisari yang dibacakan guru
. Siswa mengerjakan latihan yang ada di halaman, ditulis di buku tugas


Alat / Sumber Belajar:
1. Teks kisah Nabi Isa AS
2. Buku Pendidikan Agama Islam Jilid 5 NTR-Esis hal
3. Buku-buku kisah Nabi
4. Kaset/CD tentang kisah Nabi
5. Alquran (juz Amma)


6. Pengalaman guru
7. Lingkungan sekitar



Penilaian:
1. Ceritakan dengan singkat sikap keteguhan iman Nabi Isa AS dan sifat penolongnya terhadap kaumnya!
2. Manfaat apa saja yang didapat dari sikap penolong?
3. Apa usahamu agar mampu meneladani sikap penolong Nabi Isa AS?






Mengetahui
Kepala SD ..........................................




(_______________________)
................ , …………………… Guru pendidikan Agama Islam




(_______________________)



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SD : _______________________
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : V / 1
Standar Kompetensi : 5. Mengumandangkan azan dan iqamah
Kompetensi Dasar : 5.1 Melakukan azan dan iqamah sebelum salat
Indikator : 5.1.1 Melafalkan azan dan iqamah
5.1.2 Menunujukkan hafal azan dan iqamah
5.1.3 Mempraktikkan azan dan iqamah ketika hendak salat
Alokasi Waktu : 6 x 35 menit (1 x pertemuan)

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat melafalkan azan dan iqamah
2. Siswa dapat menunjukkan hafal azan dan iqamah
3. Siswa dapat mempraktikkan azan dan iqamah ketika hendak salat

Materi Pembelajaran : Lafal azan dan iqamah (lihat buku Pendidikan Agama Islam SD jl. 5 NTR-ESIS bab 5 hal)

Metode Pembelajaran : 1. Siswa berlatih melafalkan azan dan iqamah
2. Siswa berlatih menghafalkan azan dan iqamah
3. Siswa mempraktikkan azan dan iqamah ketika hendak salat


Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
. Tadarus bersama surah-surah yang dihafal siswa
. Memberikan pertanyaan kepada siswa seputar pengetahuan mereka tentang azan dan iqamah
. Memberi pendahuluan menggunakan fitur Mutiara Islam dan Sepenggal Kisah tentang bahan ajar yang disampaikan
2. Kegiatan Inti
. Siswa mendengarkan dan mengamati uraian guru tentang bahan ajar yang disajikan
. Siswa diperkenalkan lafal azan dan iqamah
. Siswa melafalkan azan dan iqamah secara klasikal, kelompok dan individu
. Siswa mengulang-ulang melafalkan azan dan iqamah
. Siswa menghafal azan dan iqamah secara klasikal, kelompok dan individu
. Siswa diperkenalkan cara menjawab azan dan tatacara azan dan iqamah
. Siswa diperkenalkan doa setelah azan
. Siswa mempraktikkan azan dan iqamah secara berkelompok dan individu
3. Kegiatan Penutup
. Siswa diminta menyimpulkan kisah dalam Sepenggal Kisah menggunakan bahasa sendiri
. Siswa mendengarkan dan menyimak bacaan intisari yang dibacakan guru
. Siswa mengerjakan latihan yang ada di halaman , ditulis di buku tugas


Alat / Sumber Belajar:
1. Teks lafal azan dan jawabannya di karton atau papan tulis
2. Teks doa setelah azan di karton
3. Teks lafal iqamah di karton atau papan tulis
4. Buku Pendidikan agama islam Jilid 5 NTR-Esis halaman
5. Buku-buku lain yang relevan
6. Pengalaman guru
7. Lingkungan sekitar








Penilaian:
1. Lafalkan azan dan iqamah dengan benar!
2. Sebutkan 3 syarat sebelum melakukan azan dan iqamah?
3. Tulislah dengan huruf hijaiah lafal azan :
a. asyhadu allā ilā haillallāh
b. hayya ‘alal falāh
c.allāhu akbar








Mengetahui
Kepala SD ..........................................




(_______________________)
................ , …………………… Guru pendidikan Agama Islam




(_______________________)



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SD : _______________________
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : V / 2
Standar Kompetensi : 6. Mengartikan Alquran surah pendek pilihan
Kompetensi Dasar : 6.1 Membaca QS Al Ma’un dan Al Fil
Indikator : 6.1.1 Membaca QS Al Ma’un dan Al Fil dengan harakat dan makhraj yang benar
6.1.2 mengulang-ulang membaca QS Al Ma`un dan Al Fil dengan harakat dan makhraj yang benar
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit (1 x pertemuan)

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat membaca QS Al Ma’un dan Al fil dengan harakat dan makhraj yang benar
2. Siswa dapat membaca QS Al Ma’un dan Al Fil dengan menerapkan hukum bacaan (tajwid) yang benar

Materi Pembelajaran : Surah Al Ma’un dan Al Fil (lihat buku Pendidikan Agama Islam SD jl. 5 NTR-ESIS bab 6 hal)

Metode Pembelajaran : 1. Siswa berlatih melafalkan QS Al Lahab dan Al Fil dengan harakat dan makhraj yang benar
2. Siswa mengadakan tanya jawab dengan teman-temannya tentang hukum bacaan yang ada pada Surah Al Ma’un dan Al Fil
3. Siswa berlatih melafalkan QS Al Ma’un dan Al Fil dengan menerapkan hukum bacaan (tajwid) yang benar



Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
. Tadarus bersama surah-surah yang dihafal siswa
. Memberikan pengantar melalui asabaun nuzul dari materi yang akan disampaikan
2. Kegiatan Inti
. Siswa mendengarkan dan mengamati uraian guru berkaitan dengan bahan ajar yang disajikan
. Siswa melafalkan Surah Al Ma’un dan Al Fil dengan harakat dan makhraj yang benar secara klasikal, kelompok dan individu denga
. Siswa diperkenalkan tentang hukum bacaan (tajwid) yang ada pada Surah Al Ma’un dan Al Fil
. Siswa melafalkan Surah Al M’un dan Al Lahab dengan menerapkan hukum bacaan yang benar, dan menampilkan kemampuannya di depan kelas
3. Kegiatan Penutup
. Siswa diminta untuk melafalkan kembali Surah Al Ma’un dan Al Fil dengan harakat, makhraj, serta hukum bacaan yang benar
. Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa seputar pemahaman siswa tentang hukum bacaan yang telah dipelajari


Alat / Sumber Belajar:
1. Teks Surah Al Ma’un dan Al Fil di karton atau papan tulis
2. Buku Pendidikan Agama Islam Jilid 5 NTR Esis hal
3. Buku tajwid
4. Kaset/CD Alquran
5. Alquran (juz Amma)
6. Pengalaman guru








Penilaian:
1. Lafalkan Surah Al Ma’un dan Al Fil dengan harakat dan makhraj yang benar!
2. Berikan definisi dari hukum bacaan:
a. qalqalah sugra
b.idgam bilagunnah
2. Carilah contoh hukum bacaan mad arid lissukun, idgam bilagunnah, dan iqlab masing-masing 3 dalam Alquran (dikumpulkan pada pertemuan berikutnya)!





Mengetahui
Kepala SD ..........................................




(_______________________)
................ , …………………… Guru pendidikan Agama Islam




(_______________________)



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SD : ________________________
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : V / 2
Standar Kompetensi : 6. Mengartikan QS Al Ma’un dan Al Fil
Kompetensi Dasar : 6.2 Mengartikan QS Al Ma’un dan Al Fil
Indikator : 6.2.1 Mengartikan Surah Al Ma’un dan Al Fil
6.2.2 Menunjukkan hafal Surah Al Ma’un dan Al Fil
Alokasi Waktu : 6 x 35 menit (2 x pertemuan)

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat mengartikan Surah Al Ma’un dan Al Fil
2. Siswa dapat memahami isi pokok Surah Al Ma’un dan Al Fil
3. Siswa dapat menghafal Surah Al Ma’un dan Al Fil

Materi Pembelajaran : Surah Al Ma’un dan Al Fil (lihat buku pendidikan Agama Islam SD jl. 5 NTR-ESIS bab 6 hal)

Metode Pembelajaran : 1. Siswa berlatih mengartikan Surah Al Ma’un dan Al Fil
2. Siswa mengadakan diskusi dengan teman-temannya membahas isi pokok Surah Al Ma’un dan Al Fil
3. Siswa menghafal Surah Al Ma’un dan Al Fil


Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
. Tadarus bersama surah yang telah dihafal siswa
. Mengkorelasikan materi sebelumnya dengan bahan ajar yang akan disampaikan
. Memperkenalkan bahan ajar melalui fitur Mutiara Islam dan Sepenggal Kisah
2. Kegiatan Inti
. Siswa diminta membacakan Surah Al Ma’un dan Al Fil secara bersama-sama
. Siswa diperkenalkan arti kata per kata dan per ayat Surah Al Ma’un dan Al Fil
. Siswa berlatih mengartikan Surah Al Ma’un dan Al Fil
. Siswa mengemukakan pendapat tentang isi pokok dari Surah Al Ma’un dan Al Fil
. Siswa menghafal Surah Al Ma’un dan Al Fil
. Siswa mengulang-ulang hafalan Surah Al Ma’un dan al Fil secara klasikal, kelompok dan individu
. Siswa diminta menulis Surah Al Ma’un dan Al Fil di buku tugas
3. Kegiatan Penutup
. Siswa diminta melakukan aktivitas yang ada di halaman
. Mengadakan Tanya jawab dengan siswa tentang seputar isi pokok Surah Al Ma’un dan Al Fil
. Siswa diminta menyimpulkan kisah dalam sepenggal kisah menggunakan bahasa sendiri
. Siswa diminta mendengarkan dan menyimak bacaan intisari yang dibacakan guru
. Siswa diminta mengerjakan latihan yang ada di halaman , ditulis di buku tugas


Alat / Sumber Belajar:
1. Teks lafal Surah Al Ma’un dan Al Fil Fil beserta artinya di karton
2. Buku Pendidikan Agama Islam Jilid 5 NTR-Esis halaman
3. Buku Tajwid
4. Kaset/CD Alquran
5. Alquran (juz Amma)
6. Pengalaman guru
7. Lingkungan sekitar



Penilaian:
1. Artikan Surah Al Ma’un dan Al Fil dengan lengkap!
2. Berikan masing-masing 2 isi pokok dari Surah Al Ma’un dan Al Fil!
3. Tulislah Surah Al Ma’un dan Al Fil lengkap dengan tanda bacanya!










Mengetahui
Kepala SD ..........................................




(_______________________)
................ , …………………… Guru pendidikan Agama Islam




(_______________________)



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SD : _______________________
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : V / 2
Standar Kompetensi : 7. Mengenal Rasul-rasul Allah
Kompetensi Dasar : 7.1 Menyebutkan nama-nama Rasul Allah SWT
Indikator : 7.1.1 Beriman dan mampu menyebutkan nama-nama Rasul Allah SWT
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit (1 x pertemuan)

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat memahami pengertian beriman kepada Rasul-rasul Allah SWT
2. Siswa dapat menyebutkan nama-nama Rasul Allah SWT

Materi Pembelajaran : Nama-nama Rasul Allah SWT (lihat buku Pendidikan Agama Islam SD jl. 5 NTR-ESIS bab 7 hal)

Metode Pembelajaran : 1. Siswa mengadakan diskusi dengan teman-temannya membahas pengertian beriman kepada Rasul-rasul Allah SWT
2. Siswa berlatih menyebutkan nama-nama Rasul Allah SWT

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
. Memberikan cerita singkat dan menarik yang berkaitan dengan bahan ajar
. Mengajukan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan Rasul-rasul Allah SWT
. Memperkenalkan bahan ajar tentang Rasul-rasul Allah SWT (melalui fitur Mutiara Islam)
2. Kegiatan Inti
. Siswa mendengarkan dan mengamati penjelasan guru tentang bahan ajar yang disampaikan
. Siswa memberikan pendapatnya tentang definisi beriman kepada Rasul-rasul Allah SWT
. Siswa diperkenalkan materi tentang nama-nama Rasul Allah SWT
. Siswa menyebutkan nama-nama Rasul Allah SWT secara klasikal, kelompok, dan individu
. Siswa menghafalkan nama-nama Rasul Allah SWT
3. Kegiatan Penutup
. Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa seputar pemahaman siswa tentang definisi beriman kepada Rasul-rasul Allah SWT dan nama-namanya yang telah dipelajari
. Guru memberikan kesimpulan ringkas dari materi yang disampaikan


Alat / Sumber Belajar:
1. Tulisan nama-nama Rasul Allah SWT di karton atau papan tulis
2. Buku Pendidikan Agama Islam NTR Esis Jilid 5 hal
3. Buku-buku lain yang relevan
4. Ayat Alquran atau hadis yang berkaitan dengan bahan ajar
5. Kaset/CD tentang Rasul-rasul Allah SWT
6. Pengalaman guru



Penilaian:
1. Berikan pendapatmu tentang definisi beriman kepada Rasul-rasul Allah SWT
2. Sebutkan nama-nama Rasul Allah yang wajib kita ketahui!









Mengetahui
Kepala SD ..........................................




(_______________________)
................ , …………………… Guru pendidikan Agama Islam




(_______________________)



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SD : _______________________
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : V / 2
Standar Kompetensi : 7. Mengenal Rasul-rasul Allah SWT
Kompetensi Dasar : 7.2 Menyebutkan nama-nama Rasul Ululu Azmi dari para Rasul
Indikator : 7.2.1 Menjelaskan Menyebutkan nama-nama Rasul Ulul Azmi dari para Rasul
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit (1 x pertemuan)

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat memahami pengertian Rasul Ulul Azmi
2. Siswa dapat menyebutkan nama-nama Rasul Ulul Azmi dari para Rasul

Materi Pembelajaran : Nama-nama Rasul Ulul Azmi (lihat buku Pendidikan Agama Islam SD jl. 5 NTR-ESIS bab 7 hal)

Metode Pembelajaran : 1. Siswa mengadakan diskusi dengan teman-temannya membahas pengertian Rasul Ulul Azmi dan kelebihan yang mereka miliki dari para Rasul yang lain
2. Siswa berlatih menyebutkan nama-nama Rasul Ulul Azmi dari para Rasul


Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
. Mengkorelasikan materi sebelumnya dengan bahan ajar yang akan disampaikan
. Mengajukan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan nama-nama Rasul Allah SWT
. Memperkenalkan bahan ajar tentang Rasul Ulul Azmi
2. Kegiatan Inti
. Siswa mendengarkan dan mengamati uraian guru tentang bahan ajar yang disampaikan
. Siswa diperkenalkan materi tentang Rasul Ulul Azmi
. Siswa memberikan pendapat tentang definisi Rasul Ulul Azmi
. Siswa menyebutkan nama-nama Rasul Ulul Azmi secara klasikal, kelompok dan individu
. Siswa mengemukakan pendapat tentang kelebihan Rasul Ulul Azmi dari para Rasul yang lain
3. Kegiatan Penutup
. Mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang seputar Rasul Ulul Azmi
. Siswa diminta memberikan kesimpulan ringkas dari materi yang telah disampaikan


Alat / Sumber Belajar:
1. Tulisan nama-nama rasul Allah SWT di karton
2. Tulisann nama-nama Rasul Ulul Azmi di karton
3. Ayat Alquran dan hadis yang berkaitan Rasul Ulu Azmi
4. Buku Pendidikan Agama Islam NTR Esis Jilid 5 halaman
5. Kaset/CD tentang Rasul Ulul Azmi
6. Pengalaman guru
7. Lingkungan sekitar



Penilaian:
1. Jelaskan definisi Rasul Ulul Azmi yang telah kamu pelajari!
2. Apakah yang menyebabkan beberapa Rasul bergelar Ulul Azmi?










Mengetahui
Kepala SD ..........................................




(_______________________)
................ , …………………… Guru pendidikan Agama Islam




(_______________________)



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SD : _______________________
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : V / 2
Standar Kompetensi : 7. Mengenal Rasul-rasul Allah SWT
Kompetensi Dasar : 7.3 Membedakan Nabi dan Rasul
Indikator : 7.3.1 Membedakan antara Nabi dan Rasul
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit (1 x pertemuan)

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat membedakan antara Nabi dan Rasul

Materi Pembelajaran : Perbedaan antara Nabi dan Rasul (lihat buku pendidikan Agama Islam SD jl. 5 NTR-ESIS bab 7 hal)

Metode Pembelajaran : 1. Siswa mengadakan diskusi dengan teman-temannya membahas bahan ajar tentang perbedaan antara Nabi dan Rasul
2. Siswa mengadakan Tanya jawab dengan teman-temannya membahas tentang perbedaan antara Nabi dan Rasul

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
. Mengkorelasikan materi sebelumnya dengan bahan ajar yakan disampaikan
. Mengajukan beberapa pertanyaan yang berhubungan pengertian Nabi dan Rasul
. Memperkenalkan bahan ajar tentang melalui cerita singakat dan menarik (melalui kisah dalam Sepenggal Kisah)
2. Kegiatan Inti
. Beberapa siswa diminta untuk mengemukan pendapat tentang definisi Nabi dan Rasul yang mereka ketahui
. Siswa mendengarkan dan mengamati uraian guru tentang bahan ajar yang disajikan
. Siswa menyebutkan perbedaan antara Nabi dan Rasul
. Siswa menyebutkan tugas-tugas Rasul
3. Kegiatan Penutup
. Siswa diminta melakukan aktivitas yang ada di halaman
. Siswa diminta menyimpulkan kisah dalam Sepenggal Kisah menggunakan bahasa sendiri
. Siswa diminta mendengarkan dan menyimak bacaan intisari yang dibacakan guru
. Siswa mengerjakan latihan yang ada di halaman dan menulisnya di buku tugas


Alat / Sumber Belajar:
1. Tulisan nama-nama rasul Allah SWT di karton
2. Tulisann nama-nama Rasul Ulul Azmi di karton
3. Ayat Alquran dan hadis yang berkaitan Rasul Ulu Azmi
4. Buku Pendidikan Agama Islam NTR Esis Jilid 5 halaman
5. Kaset/CD tentang Rasul Ulul Azmi
6. Pengalaman guru
7. Lingkungan sekitar




Penilaian:
1. Apakah tugas-tugas dari seorang Rasul?
2. Tuliskanlah perbedaan antara Nabi dan Rasul dalam sebuah tabel!






Mengetahui
Kepala SD ..........................................




(_______________________)
................ , …………………… Guru pendidikan Agama Islam




(_______________________)



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SD : _______________________
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : V / 2
Standar Kompetensi : 8. Menceritakan kisah sahabat Nabi
Kompetensi Dasar : 8.1 Menceritakan kisah Khalifah Abu Bakar RA
Indikator : 8.1.1 menceritakan kisah Khalifah Abu Bakar RA
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit (1 x pertemuan)

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menceritakan kembali kisah Khalifah Abu Bakar RA

Materi Pembelajaran : Kisah Khalifah Abu Bakar RA (lihat buku Pendidikan Agama Islam SD jl. 5 NTR-ESIS bab 8 hal)
Metode Pembelajaran : 1. Siswa berlatih menceritakan kembali kisah Khalifah Abu Bakar RA
2. Siswa mengadakan Tanya jawab dengan teman-temannya membahas kisah Khalifah Abu Bakar RA

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
. Tadarus bersama surah-surah yang telah dihafal siswa
. Mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa yang telah mengetahui kisah khalifah Abu Bakar RA
. Memberikan pendahuluan dari bahan ajar yang disampaikan (melalui fitur Mutiara Islam)
2. Kegiatan Inti
. Beberapa siswa membacakan kisah Khalifah Abu Bakar RA, sedangkan siswa yang lain mendengarkan dan menyimak dengan baik
. Siswa mendengarkan dan memahami penjelasan dari guru tentang bahan ajar yang disajikan
. Siswa berlatih menceritakan kembali kisah Khalifah Abu Bakar RA
. Siswa menyebutkan keutamaan yang dimiliki Abu Bakar
. Siswa menyebutkan usaha-usaha yang dilakukan Khalifah Abu Bakar semasa menjadi khalifah
3. Kegiatan Penutup
. Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa secara berkelompok dan individu tentang kisah Khalifah Abu Bakar RA
. Siswa diminta menulis cerita singkat tentang Khalifah Abu Bakar RA di buku tugas

Alat / Sumber Belajar:
1. Teks kisah Khalifah Abu Bakar RA
2. Buku Pendidikan Agama Islam Jilid 5 NTR-Esis halaman
3. Buku tentang kisah-kisah sahabat nabi
4. Kaset/CD tentang sahabat Nabi
5. Pengalaman guru


Penilaian:
1. Jelaskan cerita singkat tentang kisah Khalifah Abu Bakar RA menggunakan bahasamu sendiri!
2. Tugas apa saja yang diemban Abu Bakar RA selama menjadi khalifah?
3. Apa yang menyebabkan Abu Bakar bergelar As-Siddiq?









Mengetahui
Kepala SD ..........................................




(_______________________)
................ , …………………… Guru pendidikan Agama Islam




(_______________________)



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SD : _______________________
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : V / 2
Standar Kompetensi : 8. Menceritakan kisah sahabat Nabi
Kompetensi Dasar : 8.2 Menceritakan kisah Khalifah Umar bin Khattab RA
Indikator : 8.2.1 Menceritakan kisah Khalifah Umar bin Khattab RA
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit (1 x pertemuan)

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menceritakan kembali kisah Khalifah Umar bin Khattab RA

Materi Pembelajaran : Kisah Khalifah Umar bin Khattab (lihat buku Pendidikan Agama Islam SD jl. 5 NTR-ESIS bab 8 hal)
Metode Pembelajaran : 1. Siswa berlatih menceritakan kembali kisah Khalifah Umar bin Khattab RA
2. Siswa mengadakan Tanya jawab dengan teman-temannya membahas tentang kisah Khalifah Umar bin Khattab RA

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
. Mengkorelasikan materi sebelumnya dengan materi yang akan diajarkan
. Memberikan pertanyaan kepada siswa yang telah mengetahui kisah Khalifah Umar bin Khattab RA
. Memberikan pengantar tentang bahan ajar yang akan disampaikan (melalui kisah dalam Sepenggal kisah)
2. Kegiatan Inti
. Beberapa siswa membacakan kisah Khalifah Umar bin Khattab RA, sedangkan siswa yang lain mendengarkan dan menyimak dengan baik
. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi yang disampaikan
. Siswa berlatih menceritakan kembali kisah Khalifah Umar bin Khattab RA secara individu
. Siswa menyebutkan keutamaan yang dimiliki Khalifah Umar bin Khattab RA
. Siswa menyebutkan usaha yang dilakukan Khalifah Umar bin Khattab RA selama menjadi khalifah
3. Kegiatan Penutup
. Siswa melakukan aktivitas yang ada di halaman
. Siswa menyimpulkan kisah dalam Sepenggal Kisah menggunakan bahasa sendiri
. Siswa membaca dan memahami bacaan intisari yang dibacakan guru
. Guru memberi tugas siswa untuk mengerjakan latihan di halaman dan menuliskannya di buku tugas

Alat / Sumber Belajar:
1. Teks kisah Khalifah Umar bin Khattab RA
2. Buku Pendidikan Agama Islam Jilid 5 NTR-Esis
3. Buku-buku kisah Sahabat Nabi
4. Kaset/CD tentang kisah sahabat Nabi
5. Pengalaman guru

Penilaian:
1. Ceritakan kembali kisah Khalifah Umar bin Khattab RA yang telah kamu pelajari!
2. Usaha apa yang dilakukan Khalifah Umar bin Khattab dalam menegakkan syariat Islam selama menjadi Khalifah?





Mengetahui
Kepala SD ..........................................




(_______________________)
................ , …………………… Guru pendidikan Agama Islam




(_______________________)



















































RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SD : _______________________
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : V / 2
Standar Kompetensi : 9. Membiasakan perilaku terpuji
Kompetensi Dasar : 9.1 Meneladani perilaku Khalifah Abu Bakar RA
Indikator : 9.1.1 Meneladani kecintaan Abu Bakar terhadap Rasulullah SAW
9.1.2 Meneladani kedermawananan Abu Bakar RA
9.1.3 Meneladani kesahajaaan Abu Bakar RA sebagai khalifah
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit (1 x pertemuan)

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat meneladani kecintaan Abu Bakar RA terhadap Rasulullah SAW
2. Siswa dapat meneladani kedermawanan Abu Bakar RA
3. Siswa dapat meneladani kesahajaan Abu Bakar RA sebagai khalifah

Materi Pembelajaran : Kisah Khalifah Abu bakar RA (lihat buku Pendidikan Agama Islam SD jl. 5 NTR-ESIS bab 8 hal)
Metode Pembelajaran : 1. Siswa mengadakan diskusi dengan teman-temannya membahas kisah keteladanan Khalifah Abu Bakar RA
2. Siswa berlatih menyebutkan kecintaan Abu Bakar RA terhadap Rasulullah SAW
3. Siswa berlatih menyebutkan kedermawanan Abu Bakar RA
4. Siswa berlatih menyebutkan kesahajaan Abu Bakar RA sebagai khalifah


Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
. Mengkorelasikan materi sebelumnya dengan materi yang akan diajarkan
. Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang kisah Khalifah Abu Bakar yang telah dipelajari
. Memberikan pengantar tentang bahan ajar yang akan disampaikan (melalui fitur Mutiara Islam)
2. Kegiatan Inti
. Guru membacakan kisah Khalifah Abu Bakar RA
. Siswa memberikan kesimpulan dari kisah Khalifah Abu Bakar RA yang dibacakan
. Siswa menyebutkan kecintaan Abu Bakar RA terhadap Rasulullah SAW
. Siswa menyebutkan kedermawanan Abu Bakar RA
. Siswa menyebutkan kesahajaan Abu Bakar RA
. Siswa mengemukakan pendapat tentang sikap-sikap Khalifah Abu Bakar RA yang patut diteladani
3. Kegiatan Penutup
. Siswa diminta menulis contoh-contoh sikap kedermawanan, dan kesehajaan dalam praktik mereka sehari-hari
. Guru membacakan kesimpulan ringkas dari materi yang disampaikan

Alat / Sumber Belajar:
1. Teks kisah Khalifah Umar bin Khattab RA
2. Buku Pendidikan Agama Islam Jilid 5 NTR-Esis
3. Buku-buku kisah Sahabat Nabi
4. Kaset/CD tentang kisah sahabat Nabi
5. Pengalaman guru
6. Lingkungan sekitar



Penilaian:
1. Jelaskan dengan singkat, bagaimana wujud kecintaan Abu Bakar RA terhadap Rasullah SAW?
2. Sebutkan dua keuntungan orang yang hidup bersahaja!




Mengetahui
Kepala SD ..........................................




(_______________________)
................ , …………………… Guru pendidikan Agama Islam




(_______________________)












































RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SD : _______________________
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : V / 2
Standar Kompetensi : 9. Membiasakan perilaku terpuji
Kompetensi Dasar : 9.2 Meneladani perilaku Khalifah Umar bin Khattab RA
Indikator : 9.2.1 Meneladani keberanian Umar bin Khattab RA dalam menegakkan ajaran Islam
9.2.2 Meneladani jiwa kepemimpinan Umar bin Khattab RA
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit (1 x pertemuan)

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat meneladani keberanian Umar bin Khattab RA dalam menegakkan ajaran Islam
2. Siswa dapat meneladani jiwa kepemimpinan Umar bin Khattab RA

Materi Pembelajaran : Kisah keteladanan Khalifah Umar bin Khattab (lihat buku Pendidikan Agama Islam SD jl. 5 NTR-ESIS bab 9 hal)
Metode Pembelajaran : 1. Siswa mengadakan diskusi dengan teman-temannya membahas kisah keteladanan Khalifah Umar bin Khattab RA
2. Siswa menyebutkan keberanian Umar bin Khattab RA dalam menegakkan ajaran Islam
3. Siswa menyebutkan jiwa kepemimpinan Umar bin Khattab RA

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
. Mengkorelasikan materi sebelumnya dengan materi yang akan diajarkan
. Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang kisah Khalifah Umar bin Khattab RA yang telah dipelajari
. Memberikan pengantar tentang bahan ajar yang akan disampaikan (melalui kisah dalam Sepenggal kisah)
2. Kegiatan Inti
. Guru membacakan kisah Khalifah Umar bin Khattab RA, sedangkan siswa mendengarkan dan menyimak dengan baik
. Siswa memberikan kesimpulan dari kisah Khalifah Umar bin Khattab yang dibacakan
. Siswa menyebutkan keberanian Umar bin Khattab RA dalam menegakkan ajaran Islam
. Siswa menyebutkan jiwa kepemimpinan Umar bin Khattab RA
. Siswa mengemukakan pendapat tentang sikap-sikap Khalifah Umar bin Khattab RA yang patut diteladani
3. Kegiatan Penutup
. Siswa melakukan aktivitas yang ada di halaman
. Siswa menyimpulkan kisah dalam Sepenggal Kisah menggunakan bahasa sendiri
. Siswa membaca dan memahami bacaan intisari yang dibacakan guru
. Guru memberi tugas siswa untuk mengerjakan latihan di halaman dan menuliskannya di buku tugas

Alat / Sumber Belajar:
1. Teks kisah Khalifah Umar bin Khattab RA
2. Buku Pendidikan Agama Islam Jilid 5 NTR-Esis
3. Buku-buku kisah Sahabat Nabi
4. Kaset/CD tentang kisah sahabat Nabi
5. Pengalaman guru



Penilaian:
1. Ceritakan dengan singkat sosok pemberani Khalifah Umar binKhattab RA dalam menegakkan ajaran Islam!
2. Jelakan sifat kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab RA!




Mengetahui
Kepala SD ..........................................




(_______________________)
................ , …………………… Guru pendidikan Agama Islam




(_______________________)










































RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SD : _______________________
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : V / 2
Standar Kompetensi : 10. Mengenal puasa wajib
Kompetensi Dasar : 10.1 Menyebutkan ketentuan-ketentuan puasa Ramadan
Indikator : 10.1.1 Menjelaskan pengertian puasa Ramadan
10.1.2 Menyebutkan ketentuan-ketentuan puasa Ramadan dan puasa sunah
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit (1 x pertemuan)

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian puasa Ramadan
2. Siswa dapat menyebutkan ketentuan-ketentuan puasa Ramadan dan puasa sunah

Materi Pembelajaran : Puasa Ramadan dan puasa sunah (lihat buku Pendidikan Agama Islam SD jl. 5 NTR-ESIS bab 10 hal)
Metode Pembelajaran : 1. Siswa mengadakan diskusi dengan teman-temannya membahas pengertian puasa Ramadan dan ketentuan-ketentuannya
2. Siswa berlatih menyebutkan ketentuan-ketentuan puasa Ramadan dan puasa sunah

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
. Memberikan pertanyaan kepada siswa seputar pemahaman mereka tentang puasa
. Memberikan cerita menarik dari bahan ajar yang akan disampaikan (melalui fitur Mutiara Islam dan Sepenggal Kisah)
2. Kegiatan Inti
. Siswa mendengarkan dan menyimak uraian yang dijelaskan guru dari bahan ajar yang disampaikan
. Siswa mengemukakan pendapat tentang definisi puasa Ramadan
. Siswa membaca lafal doa berbuka puasa dan doa ketika sahur
. Siswa menghafal doa berbuka puasa dan doa ketika sahur
. Siswa diperkenalkan tentang ketentuan-ketentuan puasa Ramadan dan puasa sunah
. Siswa menyebutkan ketentuan-ketentuan puasa Ramadan dan puasa sunah
3. Kegiatan Penutup
. Siswa diminta untuk melafalkan kembali doa berbuka puasa dan doa ketika sahur secara bersama-sama
. Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa seputar ketentuan-ketentuan puasa Ramadan dan puasa sunah

Alat / Sumber Belajar:
1. Tulisan tentang ketentuan-ketentuan puasa Ramadan dan puasa sunah di karton
2. Teks lafal doa berbuka puasa dan doa ketika sahur di karton
3. Buku Pendidikan Agama Islam Jilid 5 NTR-Esis halaman
4. Buku-buku lain yang relevan
5. Alquran (juz Amma)
6. Pengalaman guru

Penilaian:
1. Bagaimana lafal doa berbuka puasa dan doa ketika sahur?
2. Sebutkan syarat sah puasa!






Mengetahui
Kepala SD ..........................................




(_______________________)
................ , …………………… Guru pendidikan Agama Islam




(_______________________)

















































RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SD : _______________________
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas / Semester : V / 2
Standar Kompetensi : 10. Mengenal puasa wajib
Kompetensi Dasar : 10.2 Menyebutkan hikmah puasa Ramadan
Indikator : 10.2.1 Mempraktikkan puasa sunah Senin dan Kamis
Alokasi Waktu : 3 x 35 menit (1 x pertemuan)

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menyebutkan hikmah puasa Ramadan
2. Siswa dapat mempraktikkan puasa sunah Senin dan Kamis

Materi Pembelajaran : Puasa Ramadan dan puasa sunah (lihat buku Pendidikan Agama Islam SD jl. 5 NTR-ESIS bab 10 hal)
Metode Pembelajaran : 1. Siswa mengadakan diskusi dengan teman-temannya membahas hikmah puasa Ramadan
2. Siswa berlatih menyebutkan menyebutkan hikmah puasa Ramadan
3. Siswa mempraktikkan puasa sunah Senin dan Kamis

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1. Kegiatan Pendahuluan
. Memberikan pertanyaan kepada siswa seputar pemahaman mereka tentang materi puasa Ramadan
. Mengkorelasikan materi sebelumnya dengan bahan ajar yang akan disampaikan
. Memberikan pengantar tentang bahan ajar yang akan disampaikan (melalui fitur Mutiara Islam)
2. Kegiatan Inti
. Siswa mendengarkan dan menyimak uraian yang dijelaskan guru dari bahan ajar yang disampaikan
. Siswa mengemukakan pendapat tentang pengalaman puasa Ramadan mereka
. Siswa menyebutkan hikmah puasa Ramadan secara klasikal, kelompok dan individu
. Siswa menyebutkan keutamaan dari puasa sunah-puasa sunah yang lain
3. Kegiatan Penutup
. Siswa diminta untuk melakukan aktivitas yang ada di halaman
. Siswa mendengarkan dan menyimak bacaan intisari yang dibacakan oleh guru
. Siswa mengerjakan latihan yang ada di halaman , dan menulisnya di buku tugas

Alat / Sumber Belajar:
1. Tulisan tentang ketentuan-ketentuan puasa Ramadan dan puasa sunah di karton
2. Teks lafal doa berbuka puasa dan doa ketika sahur di karton
3. Buku Pendidikan Agama Islam Jilid 5 NTR-Esis halaman
4. Buku-buku lain yang relevan
5. Alquran (juz Amma)
6. Pengalaman guru

Penilaian:
1. Coba tuliskan hikmah puasa Ramadan yang kamu dapatkan dari pengalaman puasa Ramadanmu!
2. Puasa mendidik seseorang menjadi disiplin, apa maksudnya?







Mengetahui
Kepala SD ..........................................




(_______________________)
................ , …………………… Guru pendidikan Agama Islam




(_______________________)